Jakarta, Suarabersama.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang merupakan inisiatif pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, bertujuan untuk meningkatkan gizi pelajar Indonesia secara menyeluruh. Namun, implementasinya hingga kini masih menghadapi berbagai tantangan, sehingga belum menjangkau seluruh wilayah secara merata.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menjelaskan bahwa pelaksanaan program ini memang dirancang secara bertahap, mengingat luasnya cakupan geografis Indonesia. “Kita ini negara besar. Program seperti ini membutuhkan tahapan dan penyesuaian agar pelaksanaannya optimal,” ungkap Pratikno dikutip tanggal 17 Januari 2025.
Program MBG, yang dimulai pada 6 Januari 2025, menghadapi hambatan di beberapa daerah, termasuk Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di wilayah ini, program belum dapat dimulai karena masih ada perbaikan fasilitas Dapur Sehat yang menjadi bagian penting dari distribusi makanan bergizi ke sekolah-sekolah. Meski demikian, Pratikno tetap optimistis terhadap keberlanjutan dan perluasan program.
Pelaksanaan program berada di bawah koordinasi Badan Gizi Nasional, sementara Kemenko PMK bertanggung jawab merekomendasikan sekolah penerima manfaat. Pratikno menekankan bahwa kesiapan infrastruktur sekolah menjadi salah satu prioritas utama sebelum program diluncurkan di daerah tertentu. “Kami memastikan sekolah-sekolah yang menjadi penerima manfaat sudah dipersiapkan dengan baik,” ujarnya.
Ia juga mengimbau agar sekolah-sekolah yang telah menerima program MBG memberikan umpan balik untuk memperbaiki kualitas dan efisiensi program di masa depan. “Masukan dari sekolah sangat penting untuk perbaikan program ini,” kata Pratikno.
Pemerintah berharap program ini dapat terus berkembang sehingga mampu menjangkau seluruh pelajar di Indonesia, sejalan dengan upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan generasi muda.
(HP)
