Jakarta, Suarabersama.com – Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Kumham Imipas) Yusril Ihza Mahendra menyatakan kesiapan Indonesia untuk memperkuat kerja sama dengan Arab Saudi, terutama dalam sektor ekonomi, investasi, dan tenaga kerja. Hal ini disampaikan usai menerima kunjungan Duta Besar Arab Saudi Faisal bin Abdullah Al-Amudi di Jakarta pada Rabu (20/11).
Tantangan dan Permintaan Arab Saudi
- Hambatan Investasi dan Wisatawan
- Dubes Faisal menyoroti beberapa hambatan yang dialami investor dan wisatawan Arab Saudi untuk masuk ke Indonesia, meskipun negara ini dianggap memiliki pengaruh besar di Asia Tenggara.
- Faisal juga menyoroti perubahan kebijakan visa dari bebas biaya menjadi berbayar sebagai salah satu isu yang memerlukan perhatian.
- Penurunan Jumlah PMI di Arab Saudi
- Data menunjukkan jumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Arab Saudi turun drastis dari dua juta menjadi sekitar 100 ribu orang.
- Faisal berharap Indonesia dapat kembali mengirimkan tenaga kerja, terutama dari sesama negara Muslim, karena pekerja migran terbesar di Arab Saudi saat ini justru berasal dari India, Filipina, dan Thailand.
- Penurunan ini dianggap imbas dari moratorium pengiriman PMI yang telah berlangsung selama sekitar 10 tahun.
Respon Indonesia
- Peningkatan Investasi melalui Golden Visa
- Menko Yusril menegaskan bahwa kebijakan Golden Visa, yang diperkenalkan pada masa Presiden Joko Widodo dan didukung Presiden Prabowo Subianto, telah memberikan kemudahan bagi investor untuk masuk ke Indonesia.
- Perlindungan PMI
- Yusril menyatakan pentingnya perlindungan hukum bagi PMI di Arab Saudi jika pengiriman tenaga kerja kembali dilakukan.
- Ia menekankan perlunya perundingan komprehensif yang mencakup tidak hanya bidang ekonomi dan investasi tetapi juga tenaga kerja.
- Komitmen Melanjutkan Kerja Sama
- Yusril memastikan bahwa Indonesia berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama erat dengan Arab Saudi. Hal ini mencakup koordinasi lintas kementerian untuk menindaklanjuti seluruh permintaan Arab Saudi, baik terkait investasi maupun tenaga kerja.
Langkah Selanjutnya
Indonesia dan Arab Saudi direncanakan akan melakukan perundingan untuk menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan kedua pihak. Fokus utama adalah menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan, memperluas peluang investasi, dan meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dengan tetap menjaga aspek perlindungan hukum.
Yusril juga menyatakan dukungan penuh terhadap pengembangan hubungan bilateral yang lebih erat antara kedua negara yang memiliki hubungan historis dan keagamaan yang kuat.