Suara Bersama

Menghadapi Tarif Trump, Prabowo Dorong Pengusaha Indonesia Jajaki Pasar Afrika

Jakarta, Suarabersama.com – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa Indonesia perlu berani mencari pasar ekspor baru setelah diberlakukannya tarif impor tinggi oleh Amerika Serikat. Kebijakan tarif yang diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump, menyasar sejumlah negara, termasuk Indonesia, dengan tarif timbal balik sebesar 32 persen ditambah tarif impor umum 10 persen. Presiden Prabowo menyebutkan bahwa situasi perekonomian global yang berubah memaksa Indonesia untuk mencari solusi dan strategi untuk melindungi kepentingan dalam negeri.

“Kita akan cari jalan keluar. Kita harus berani mencari pasar baru,” kata Presiden dalam wawancaranya dengan tujuh jurnalis senior di kediaman pribadinya di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (6/4), yang dikutip dari siaran TVRI.

Presiden Prabowo menekankan bahwa pengusaha-pengusaha Indonesia harus mulai menjajaki pasar-pasar non-tradisional yang berpotensi, salah satunya adalah negara-negara di Afrika. “Afrika itu adalah pasar yang berkembang. Jumlah penduduknya besar, sumber daya alamnya banyak, kebutuhannya pun besar,” jelasnya. Prabowo mencontohkan pengusaha Indonesia, seperti Salim Group yang telah sukses memperkenalkan produk mie instan Indomie ke pasar Afrika. “Mereka (penduduk Afrika) sekarang hobinya makan Indomie, dan mereka kira Indomie itu makanan mereka. Ada di Nigeria, ada di Turki, ada di Mesir,” tambahnya.

Selain pasar Afrika, Prabowo juga mengingatkan bahwa beberapa sektor industri di Indonesia, seperti tekstil, garmen, sepatu, dan mebel, diprediksi akan terpengaruh akibat kebijakan tarif Trump. “Ini berat, karena ini padat karya,” ujar Presiden.

Menyikapi hal ini, Presiden Prabowo menyebutkan bahwa Pemerintah Indonesia telah mengutus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, untuk berunding dengan Pemerintah AS terkait kebijakan tarif tersebut. “Saya akan kirim Pak Airlangga ke Washington. Kita sudah punya kontak dengan tokoh-tokoh di Washington. Kita akan diskusi untuk negosiasi,” ujarnya.

Kebijakan tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump mulai berlaku pada 5 April 2025, dengan tarif umum 10 persen untuk seluruh negara, dan tarif khusus untuk Indonesia mulai berlaku pada 9 April 2025. Negara-negara ASEAN lainnya juga dikenakan tarif yang bervariasi, seperti Filipina 17 persen, Singapura 10 persen, Malaysia 24 persen, Kamboja 49 persen, Thailand 36 persen, dan Vietnam 46 persen.

Kebijakan ini dipandang sebagai tantangan besar bagi Indonesia dalam mengatur strategi ekspor dan mempertahankan daya saing di pasar global.

(HP)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

one × 3 =