Jakarta, Suarabersama.com – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengambil langkah strategis dengan mengoptimalkan penggunaan platform SIAPKerja sebagai respons terhadap meningkatnya angka pemutusan hubungan kerja (PHK) di awal tahun 2025. Melalui platform ini, pemerintah ingin menyediakan data lowongan kerja yang terintegrasi dan mudah diakses oleh para korban PHK.
“Informasi terkait lapangan kerja yang ada itu nanti terintegrasi dalam platform SIAPKerja,” ucap Yassierli saat ditemui di Jakarta, Kamis(8/5/2025).
Salah satu kendala yang dihadapi dalam implementasi SIAPKerja secara maksimal adalah minimnya partisipasi perusahaan dalam melaporkan informasi lowongan kerja. Hal ini menghambat sistem dalam menyediakan data yang memadai bagi pencari kerja.
Menanggapi hal itu, Menaker mendorong perusahaan-perusahaan untuk melaporkan lowongan yang tersedia melalui layanan ketenagakerjaan di portal resmi kemnaker.go.id, khususnya pada fitur Wajib Lapor Ketenagakerjaan Perusahaan (WLKP).
Dengan adanya pelaporan dari dunia usaha, pemerintah dapat melakukan pemetaan yang lebih akurat terhadap kebutuhan tenaga kerja dan distribusi lapangan kerja yang tersedia di berbagai sektor.
“Kami mau mengejar ini (pelaporan lowongan kerja), sehingga nanti informasi terkait lapangan kerja itu ada,” kata Yassierli.
Langkah ini juga diiringi dengan koordinasi lintas kementerian. Kementerian Ketenagakerjaan melakukan pendekatan langsung dengan kementerian teknis lainnya, seperti Kementerian Pertanian, untuk memantau dan mendukung pertumbuhan sektor-sektor penyerap tenaga kerja.
Lebih jauh, Yassierli menilai bahwa program-program strategis pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis serta agenda hilirisasi industri memiliki potensi besar untuk menciptakan lapangan kerja baru.
“Selanjutnya yang kami data adalah proyeksi (lapangan pekerjaan) dari masing-masing kawasan industri, kawasan ekonomi. Itu yang ingin kami petakan,” ujarnya.
Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan peningkatan jumlah pengangguran pada Februari 2025 sebesar 83 ribu orang dibandingkan Februari tahun sebelumnya. Kenaikan ini setara dengan pertumbuhan 1,11 persen.
Kepala BPS, Amelia Adininggar Widyasanti, menyampaikan bahwa pertambahan jumlah pengangguran sejalan dengan meningkatnya angkatan kerja sebanyak 3,67 juta orang, yang menjadikan total angkatan kerja di Indonesia per Februari 2025 mencapai 153,05 juta orang.
Amelia menjelaskan bahwa angkatan kerja mencakup mereka yang sudah bekerja maupun yang masih mencari pekerjaan.
Selain itu, BPS mencatat bahwa jumlah penduduk usia kerja di Indonesia telah mencapai 216,79 juta orang, mengalami peningkatan sebesar 2,79 juta dari Februari 2024.
Fenomena PHK juga masih berlanjut di awal 2025. Data dari Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa jumlah pekerja yang terkena PHK selama periode Januari hingga Februari 2025 mencapai 18.610 orang, melonjak hampir 460 persen dibandingkan hanya 3.325 orang yang tercatat pada Januari saja.