Jakarta, Suarabersama – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan keyakinannya bahwa kebijakan Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga tanpa subsidi dapat terwujud pada tahun 2027.
“Saya berpikir dan menyampaikan kepada Presiden bahwa dalam dua tahun ke depan, kita mungkin bisa mencapai harga tunggal, tanpa subsidi untuk bahan bakar, seperti bensin maupun solar,” ungkap Luhut di Jakarta pada Kamis (20/2).
Luhut menjelaskan bahwa dalam rencana ini, subsidi BBM akan diberikan langsung kepada masyarakat yang berhak, bukan lagi melalui komoditas. “Subsidi akan diberikan langsung kepada orang yang berhak, bukan kepada barang. Dengan begitu, kita bisa menghemat miliaran dolar,” jelasnya.
Selain itu, Luhut menekankan bahwa pemerintah akan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk memastikan distribusi subsidi tepat sasaran. “AI itu sangat indah. Pertamina nanti bisa mengidentifikasi apakah mobil ini memenuhi syarat untuk menerima BBM jenis ini,” tuturnya.
Di sisi lain, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot telah meresmikan 14 penyalur BBM Satu Harga yang berada di klaster Maluku dan Papua, yang merupakan bagian dari 40 penyalur yang dibangun pada tahap pertama tahun 2024.
BBM Satu Harga untuk Mengurangi Ketimpangan Sosial
Yuliot menjelaskan bahwa kebijakan BBM Satu Harga bertujuan mengatasi perbedaan harga bahan bakar di berbagai daerah dan meminimalkan ketimpangan sosial antar daerah. “Dengan kebijakan BBM Satu Harga, kita bisa mengurangi potensi konflik yang disebabkan ketidaksetaraan akses bahan bakar,” ujarnya.
Komitmen Pertamina dan Pengawasan Program
Riva Siahaan, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, menegaskan komitmen Pertamina dalam memastikan ketersediaan energi yang terjangkau, terutama di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Kepala BPH Migas, Erika Retnowati, juga menekankan pentingnya pengawasan program BBM Satu Harga untuk memastikan kelancaran dan pemerataan distribusi bahan bakar.
