Damaskus, Suarabersama – Sebuah tragedi mengguncang wilayah pinggiran Damaskus, Suriah, ketika seorang pelaku bom bunuh diri menyerang sebuah gereja Ortodoks Yunani pada Minggu (22 Juni 2025), menewaskan 22 orang dan melukai 63 lainnya. Serangan terjadi saat ratusan jemaat tengah mengikuti ibadah pagi di Gereja Mar Elias, kawasan Dweil’a.
Pelaku memasuki gereja ketika Liturgi Ilahi sedang berlangsung, melepaskan tembakan membabi buta ke arah jemaat, lalu meledakkan diri di pintu masuk menggunakan rompi peledak. Aksi brutal ini langsung menimbulkan kepanikan dan korban massal, termasuk di antaranya anak-anak.
Otoritas Suriah menyebut insiden ini sebagai serangan keji terhadap tempat suci, dan indikasi awal mengarah pada keterlibatan kelompok militan ISIS. Serangan ini juga disebut sebagai yang pertama terhadap gereja Kristen di Suriah dalam beberapa tahun terakhir, memperlihatkan kerapuhan keamanan di tengah ketegangan politik dan konflik berkepanjangan.
Seorang pendeta di lokasi menggambarkan kengerian yang terjadi. Menurutnya, ada sekitar 350 orang dalam gereja saat serangan berlangsung, dan ledakan terjadi sesaat setelah sejumlah jemaat berusaha menghentikan pelaku. Ada juga laporan tentang penyerang kedua yang menembaki pintu dari luar, menambah kepanikan.
Salah satu jemaat yang selamat menggambarkan kondisi mengerikan pasca-ledakan, menyebut tubuh-tubuh korban berserakan di antara bangku gereja yang hancur. “Kami hanya membawa doa, bukan senjata,” ujarnya penuh emosi.
Pasukan keamanan dan tim medis langsung diterjunkan ke lokasi setelah kejadian. Gambar dari dalam gereja menunjukkan kerusakan parah, dengan puing-puing dan bercak darah di seluruh ruangan.
Pemerintah menegaskan bahwa keamanan rumah ibadah adalah prioritas dan berjanji akan menindak tegas siapa pun yang terlibat dalam serangan tersebut. Operasi pengamanan dan penyelidikan kini masih berlangsung di sejumlah titik di Damaskus dan sekitarnya.



