Jakarta, Suarabersama – Di tengah meningkatnya kekhawatiran terkait pemutusan hubungan kerja (PHK) dan pengangguran, pemerintah menyampaikan bahwa penciptaan lapangan kerja justru menunjukkan tren positif. Kepala Kantor Komunikasi Presiden menyatakan bahwa tingkat pengangguran terbuka mengalami penurunan dari 4,82% menjadi 4,76%.
Selain itu, proporsi pekerja penuh waktu — mereka yang bekerja setidaknya 35 jam per minggu — naik menjadi 66,19%, dibandingkan periode sebelumnya yang berada di angka 65,6%. Pekerja setengah pengangguran juga tercatat menurun dari 8,8% menjadi 8,5%.
Menurutnya, meskipun PHK memang terjadi, penciptaan lapangan kerja baru tetap berlangsung dan jumlahnya bahkan lebih tinggi dibanding pekerja yang terdampak. Pemerintah juga telah menggelontorkan berbagai insentif fiskal guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam keterangannya, ia menjelaskan bahwa dinamika ekonomi Indonesia tidak terlepas dari pengaruh kondisi global. Gejolak geopolitik dan perang dagang telah memicu gangguan rantai pasok serta perdagangan internasional. Namun, Indonesia tetap mampu mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 4,87% pada kuartal pertama 2025, yang dinilai lebih baik dibanding banyak negara lain.
Pemerintah pun tetap optimistis. Di tengah ketidakpastian global, pertumbuhan ekonomi mendekati 5% disebut sebagai bukti ketahanan ekonomi nasional. Sebagai perbandingan, sejumlah negara hanya tumbuh 1-2% atau bahkan mengalami kontraksi.
Sementara itu, Kementerian Keuangan menyebutkan bahwa percepatan program-program strategis turut diarahkan untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja. Program rehabilitasi sekolah dengan anggaran Rp16,9 triliun, pembangunan irigasi, serta proyek perumahan bagi masyarakat berpendapatan rendah yang didanai sebesar Rp84 triliun menjadi contoh nyata dari upaya tersebut.
Inisiatif-inisiatif ini diharapkan mampu memberikan efek langsung terhadap penyerapan tenaga kerja, terutama di sektor padat karya, sekaligus meredam dampak dari tekanan kompetisi global.



