Suara Bersama

KTT ASEAN ke-47: Prabowo Tekankan Persatuan Sebagai Kekuatan Utama Kawasan

Jakarta – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengajak seluruh negara anggota ASEAN untuk tetap berani, adaptif, dan visioner dalam menghadapi dinamika ketidakpastian global. Ajakan tersebut ia sampaikan saat sesi pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Minggu.

Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menegaskan bahwa kekuatan utama ASEAN terletak pada persatuan dalam menghadapi eskalasi ketegangan global yang terus meningkat.

“Menghadapi ketidakpastian global, mari kita memimpin dengan tujuan. Bukan hanya untuk kawasan kita, tetapi untuk dunia yang lebih stabil, adil, dan inklusif,” kata Presiden Prabowo dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.

Presiden menyoroti pentingnya memperkuat koordinasi ekonomi, integrasi regional, serta transformasi digital agar ASEAN dapat tangguh menghadapi perubahan geopolitik dan guncangan eksternal di masa depan.

Menurutnya, persatuan ASEAN juga harus diwujudkan melalui kolaborasi ekonomi yang semakin erat dan terintegrasi guna memperkuat daya tahan kawasan terhadap ketidakpastian global.

Dalam sesi pleno tersebut, Presiden Prabowo duduk berdampingan dengan Perdana Menteri Laos, Sonexay Siphandone, di sisi kiri, dan Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, di sisi kanan.

Kepada para pemimpin ASEAN, Prabowo menyampaikan apresiasi kepada tuan rumah, Perdana Menteri Malaysia, Dato’ Seri Anwar Ibrahim, atas penyelenggaraan KTT yang dinilainya berjalan sangat baik.

Kepala Negara juga menyambut kehadiran Timor-Leste sebagai anggota ke-11 ASEAN, memberi ucapan selamat kepada Perdana Menteri Thailand yang baru, Anutin Charnvirakul, serta menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Sri Ratu Sirikit, Ibunda dari Raja Maha Vajiralongkorn.

“Saya juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya dari rakyat Indonesia atas wafatnya Sri Ratu Sirikit, Ibu Suri Kerajaan Thailand,” ujar Presiden Prabowo.

Dalam pidatonya, Presiden Prabowo turut memuji kepemimpinan tegas Perdana Menteri Anwar Ibrahim dalam menangani sengketa yang baru-baru ini terjadi. Ia menegaskan bahwa Indonesia siap mendukung langkah-langkah lanjutan dari perjanjian gencatan senjata yang telah dicapai.

Lebih lanjut, Prabowo menekankan bahwa bagi ASEAN, persatuan bukan sekadar slogan, melainkan strategi nyata untuk menjaga perdamaian dan keamanan kawasan.

Presiden juga mengapresiasi kerja keras para Menteri Luar Negeri dan Menteri Ekonomi ASEAN yang telah menunjukkan solidaritas dan kerja sama kuat dalam menghadapi tantangan geoekonomi global.

Dalam konteks ekonomi, Presiden Prabowo menyoroti pentingnya mendorong inisiatif baru di sektor perdagangan barang, pembaruan ASEAN–China Free Trade Agreement (FTA), serta penguatan kerangka kerja sama ekonomi digital di kawasan.

“Kita akan terus menegaskan peran ASEAN sebagai penggerak pertumbuhan dan pusat inovasi dan peluang,” ucap Presiden.

Ia menambahkan bahwa kekuatan ASEAN di panggung dunia harus berakar pada pondasi yang kuat di dalam negeri masing-masing negara anggota.

Dengan pondasi tersebut, kata Presiden, ASEAN akan mampu berperan secara kredibel dan konstruktif dalam membentuk tatanan dunia yang lebih adil dan inklusif.

“Pondasi yang kuat di rumahlah yang memampukan kita membangun jembatan ke dunia. Pondasi ini memberi kita kredibilitas untuk terlibat dan membantu membentuk masa depan di luar batas-batas kita,” tutur Presiden Prabowo.

Presiden juga mengingatkan bahwa perjalanan panjang ASEAN dari masa konflik menuju era kerja sama menjadi bukti nyata kekuatan solidaritas regional.

Kepala Negara menegaskan bahwa peringatan 50 tahun Treaty of Amity and Cooperation (TAC) dan 15 tahun East Asia Summit Bali Principles tahun depan seharusnya tidak hanya bersifat seremonial, melainkan menjadi momentum untuk memperkuat semangat kebersamaan dan persatuan ASEAN. (*)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

11 + 7 =