Jakarta, Suarabersama.com – Korea Utara dilaporkan akan mendirikan tembok perbatasan setelah melakukan peledakan pada dua jalan yang menghubungkan wilayah utara dan selatan Semenanjung Korea. Hal ini disampaikan oleh Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) pada Selasa (15/10/2024).
Menurut pernyataan JCS, militer Korea Utara melaksanakan peledakan yang diduga bertujuan memutus akses jalan Gyeongui dan Donghae sekitar tengah hari. Peledakan ini juga diikuti oleh kegiatan tambahan menggunakan peralatan berat, dengan ledakan terjadi hanya 10 meter dari garis demarkasi perbatasan.
Sebagai respons terhadap peledakan tersebut, militer Korea Selatan menembakkan tembakan peringatan, menekankan bahwa tindakan ini dilakukan sebagai langkah defensif dan untuk mencegah potensi pelanggaran Perjanjian Gencatan Senjata yang telah ada.
Lebih lanjut, JCS mengungkapkan bahwa Korea Selatan sebelumnya telah meminjamkan material dan peralatan senilai hampir 133 juta dolar AS (sekitar Rp2 triliun) kepada Korea Utara untuk pembangunan jalan yang kini telah rusak. JCS menegaskan bahwa Pyongyang masih bertanggung jawab untuk membayar kembali pinjaman tersebut.
Seorang pejabat JCS menyatakan bahwa Korea Utara mungkin berencana untuk membangun tembok beton di atas jalan yang diledakkan, sebagai upaya untuk menghilangkan tanda-tanda penyatuan antara kedua negara.
Pekan lalu, Korea Utara juga mengumumkan niatnya untuk “memisahkan sepenuhnya” wilayahnya, dan memberikan peringatan kepada Amerika Serikat agar menghindari kesalahan penilaian yang dapat mengakibatkan konflik tidak disengaja. Pyongyang memandang kerjasama militer yang erat antara Seoul dan Washington sebagai ancaman serius terhadap keamanannya.
Perlu dicatat bahwa pada tahun 2020, Korea Utara pernah menghancurkan kantor penghubung bersama antar-Korea di perbatasan sebagai reaksi terhadap pengiriman balon berisi selebaran propaganda anti-Pyongyang dari Korea Selatan.
Dengan situasi yang semakin memanas ini, perhatian internasional tertuju pada bagaimana perkembangan ini akan memengaruhi stabilitas di Semenanjung Korea.
(HP)



