Jakarta, Suarabersama.com –Konferensi Indonesia-Afrika (IAF) ke-2, yang akan diselenggarakan pada 1 – 3 September 2024 di Nusa Dua, Bali, diharapkan menjadi momen penting untuk memperkuat hubungan antara Indonesia dan negara-negara Afrika. Dalam dua hari terakhir, beberapa pejabat publik telah memberikan pernyataan mengenai persiapan dan tujuan konferensi ini.
Konfirmasi Kehadiran dan Tujuan Forum
Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Siti Nugraha Mauludiah, menyebutkan bahwa saat ini sudah ada 15 negara Afrika yang mengonfirmasi kehadiran mereka dalam forum ini. “Jumlah negaranya sekarang sudah 15 negara yang sudah konfirmasi, ada kepala negara yang sudah konfirmasi akan hadir. Tapi, angkanya mungkin nanti, karena masih sangat dinamis,” ungkap Mauludiah dalam Forum Merdeka Barat 9 (FMB) pada Kamis (15/8/2024). Konferensi ini diharapkan tidak hanya memperkuat hubungan bilateral tetapi juga mendorong kolaborasi internasional yang lebih luas.
Fokus pada Kerja Sama dan Kesuksesan Forum Sebelumnya
Siti Nugraha Mauludiah menambahkan bahwa IAF ke-2 bertujuan untuk menghasilkan berbagai perjanjian kerja sama, baik di tingkat pemerintah maupun sektor swasta. “Outcomes (hasil-hasil-red) yang kita harapkan adalah adanya perjanjian kerja sama. Apakah itu antara pemerintah dan pemerintah, atau antara pemerintah dengan swasta, ataupun antara swasta dengan swasta,” jelasnya. Konferensi ini diharapkan dapat mengulangi kesuksesan dari forum sebelumnya pada 2018, yang menghasilkan komitmen kerja sama hampir USD 600 juta. Mauludiah berharap, “Nah ini kita dorong, karena sampai sekarang nih, itu sudah melampaui, sudah melampaui yang dicapai tahun IAF pertama. Nah, sekarang kita sedang mendorong supaya bisa lebih, dan mudah-mudahan lebih dari dua kali.”
Tema dan Signifikansi Forum
IAF ke-2 akan mengusung tema “Bandung Spirit for Africa’s 2063 Agenda,” yang mencerminkan semangat solidaritas yang mengakar dari Konferensi Asia-Afrika 1955. Mauludiah menekankan bahwa forum ini akan menjadi kesempatan strategis bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinan dan peranannya di Afrika. “IAF adalah forum strategis bagi Indonesia untuk semakin menunjukkan peran dan kepemimpinannya di Afrika. IAF juga mengukuhkan ‘Semangat Bandung 1955’ masih terus relevan dalam menjalankan solidaritas bantuan pembangunan untuk mendukung tujuan pembangunan Afrika 2063,” ujarnya.
Persiapan dan Harapan
Dengan tema yang berfokus pada pembangunan dan transformasi ekonomi, forum ini diharapkan dapat menghasilkan perjanjian konkret yang dapat memberikan manfaat signifikan bagi kedua kawasan. Menargetkan kehadiran 28 kepala negara dan sekitar 800 peserta dari berbagai sektor, IAF ke-2 juga diharapkan memprioritaskan kerja sama dalam bidang energi, pertambangan, ketahanan pangan, dan kesehatan.
Konferensi ini tidak hanya menjadi platform untuk memperkuat hubungan bilateral tetapi juga untuk mendorong kolaborasi internasional yang lebih luas. Diharapkan bahwa hasil dari forum ini akan berdampak positif pada kemakmuran bersama dan menciptakan peluang baru untuk kerja sama ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dan negara-negara Afrika.
(XLY)



