Suara Bersama

Kesaksian guru yang selamat dari serangan TPNPB OPM di Yahukimo, Papua

Jakarta, Suarabersama.comSerangan terhadap tenaga pendidik dan kesehatan kembali terjadi di wilayah pegunungan Papua. Delapan orang guru dan tenaga kesehatan (nakes) dilaporkan menjadi korban dalam insiden penyerangan yang diduga dilakukan oleh kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, akhir pekan lalu.

Evakuasi korban dilakukan oleh aparat TNI bersama sejumlah warga setempat. Dari delapan korban yang diserang, beberapa dilaporkan mengalami luka-luka dan kini tengah menjalani perawatan.

Salah satu guru yang selamat dari peristiwa mencekam itu, Nus (nama samaran), menceritakan detik-detik serangan brutal tersebut kepada Suarabersama. Ia dan rekan-rekan guru lainnya tengah beristirahat di kompleks perumahan guru usai mengajar di Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Kristen (SD YPK) Anggruk pada Jumat pagi (21/3).

“Awalnya semua normal. Kami habis mengajar, istirahat di rumah guru. Tiba-tiba saya dengar teriakan di luar,” ujar Nus saat ditemui di Jayapura, Senin (24/3).

Ketika mengintip keluar, ia melihat sekelompok orang bertopeng membawa senjata tajam sudah berada di depan rumah mereka. “Mereka langsung lempar kaca rumah sampai pecah. Kami panik, langsung coba lari lewat pintu depan dan belakang. Beberapa lompat lewat jendela,” kenangnya.

Nus sendiri nyaris menjadi korban langsung. Sebilah parang panjang sempat diarahkan ke tubuhnya, namun hanya mengenai tas yang dibawanya. “Tuhan tolong saya. Parang itu kena tas, bukan badan,” ungkapnya dengan suara bergetar.

Ia pun lari menyelamatkan diri ke dalam hutan, dikejar oleh dua orang pelaku. Setelah bersembunyi selama berjam-jam, ia kembali ke pemukiman dan mendapati sejumlah bangunan telah hangus dibakar.

“Mereka punya niat mau habisi kami. Tapi Tuhan selamatkan. Meski ada teman-teman yang luka, kami bisa bantu obati mereka dan jaga supaya bisa tenang,” tambah Nus, yang diketahui telah mengabdi sebagai guru sejak 2023 di bawah naungan Yayasan Serafim Care.

Dari sembilan guru Yayasan Serafim yang mengajar di SD YPK Anggruk, delapan orang berada di lokasi saat kejadian. Enam di antaranya berasal dari luar Papua, sementara dua lainnya merupakan orang asli Papua. Selain para guru, dua tenaga kesehatan juga turut berada di lokasi saat insiden terjadi.

Aparat keamanan saat ini masih melakukan penyelidikan lebih lanjut dan mengamankan wilayah sekitar. Pemerintah daerah dan lembaga pendidikan disebut tengah menyusun langkah darurat untuk menjamin keselamatan tenaga pengajar dan pelayanan publik di wilayah-wilayah rawan konflik.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

eighteen + ten =