Jakarta, Suarabersama — Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, memberikan apresiasi atas kemajuan signifikan dalam proses negosiasi perbatasan antara Indonesia dan Malaysia saat menerima kunjungan Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Syed Mohamad Hasrin Tengku Hussin, di Kantor Kementerian Luar Negeri RI, Rabu (tanggal tidak disebutkan).
Dalam pertemuan tersebut, Menlu Sugiono menyoroti perkembangan positif dalam pembahasan batas wilayah, baik darat maupun laut, antara kedua negara. Ia menegaskan komitmen Indonesia untuk terus melanjutkan perundingan pada titik-titik perbatasan yang masih belum terselesaikan.
Pertemuan ini juga membahas sejumlah topik strategis lain yang menjadi perhatian bersama dalam hubungan bilateral, termasuk percepatan kerja sama ekonomi, dinamika kawasan ASEAN, serta dukungan terhadap perjuangan Palestina.
Sugiono mengungkapkan optimismenya terhadap arah hubungan ekonomi Indonesia-Malaysia, yang tercermin dari kolaborasi berkelanjutan antara perusahaan energi nasional kedua negara—Pertamina dan Petronas—serta kemitraan dalam sektor kelapa sawit.
Selain itu, Indonesia menyampaikan dukungan penuh terhadap keketuaan Malaysia di ASEAN pada tahun 2025, sebuah komitmen yang dinilai penting untuk menjaga stabilitas dan solidaritas kawasan.
Dalam konteks isu global, Sugiono dan Dubes Hasrin menyatakan kesamaan pandangan mengenai situasi Palestina. Keduanya sepakat untuk terus mendukung penyelesaian damai melalui gencatan senjata permanen dan realisasi solusi dua negara (two-state solution).
Data dari Kementerian Luar Negeri menunjukkan bahwa Malaysia merupakan investor Asia Tenggara terbesar keempat di Indonesia, dengan total nilai investasi mencapai 4,1 miliar dolar AS pada tahun 2024.
Pada tahun ke-68 hubungan diplomatik Indonesia-Malaysia, Malaysia tetap menjadi mitra strategis dan tetangga terdekat Indonesia. Menurut Kementerian Perdagangan RI, total nilai perdagangan kedua negara dari Januari hingga November 2024 mencapai 21,1 miliar dolar AS. Indonesia mencatat surplus perdagangan sebesar 800 ribu dolar AS, dengan ekspor sebesar 10,9 miliar dolar AS dan impor sebesar 10,1 miliar dolar AS dari Malaysia.



