Suara Bersama

Kelompok Tani Serahkan 415 Hektare Kebun Sawit ke Negara, Rehabilitasi Kawasan TNTN Dimulai

Pekanbaru, Suarabersama – Sebuah langkah signifikan dalam upaya penyelamatan kawasan hutan konservasi Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) dilakukan oleh sekelompok petani di Riau. Melalui proses yang damai dan penuh kesadaran, Kelompok Tani Bersatu menyerahkan kembali lahan seluas 415 hektare yang sebelumnya digunakan sebagai kebun kelapa sawit kepada negara.

Penyerahan ini berlangsung secara resmi dan dihadiri oleh perwakilan petani serta Komandan Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH), Mayjen TNI Dody Triwinarto. Komitmen ini dinilai sebagai bentuk partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kelestarian kawasan konservasi yang selama ini terdampak oleh alih fungsi lahan.

Tanpa Paksaan, Petani Inisiatif Serahkan Lahan

Ketua kelompok tani, Rudyanto Sihombing, mengaku bahwa keputusan ini diambil dengan kesadaran penuh. Ia menyatakan bahwa sebagian besar anggota kelompok telah mengelola lahan tersebut sejak tahun 2007, berdasarkan penyerahan lahan secara adat dari tokoh masyarakat setempat. “Saya pribadi mengelola sekitar 50 hektare dari total lahan yang kini kami kembalikan,” ujar Rudyanto.

Penyerahan ini tidak didasarkan pada tekanan atau intimidasi, melainkan atas keinginan untuk memperbaiki hubungan antara manusia dan alam, serta sebagai bentuk tanggung jawab terhadap generasi mendatang. Rudyanto yang juga menjabat sebagai anggota legislatif daerah menyampaikan komitmennya untuk mendukung aturan negara dan program pelestarian lingkungan.

Masa Panen Diberikan Sebelum Rehabilitasi

Satgas PKH memberikan toleransi waktu kepada para petani untuk melakukan panen terakhir sebelum dilakukan penebangan pohon kelapa sawit. Langkah ini bertujuan agar petani memiliki modal awal untuk melakukan relokasi secara mandiri ke lokasi lain yang legal dan sesuai peruntukan.

Setelah masa panen berakhir, tim gabungan dari Satgas dan masyarakat mulai melakukan penebangan pohon sawit menggunakan alat berat dan chainsaw. Rehabilitasi lanjutan akan dilaksanakan dengan menanam pohon-pohon endemik yang sesuai dengan ekosistem asli TNTN, seperti meranti, jelutung, dan damar.

Langkah Awal Pemulihan Ekologis

Proses penyerahan lahan ini menjadi salah satu langkah awal dalam proyek jangka panjang untuk mengembalikan fungsi ekologis kawasan TNTN yang selama ini terdegradasi. Kawasan ini merupakan habitat penting bagi spesies langka seperti gajah Sumatra, harimau, dan berbagai jenis flora langka.

Komandan Satgas menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif masyarakat yang mendukung program pemulihan kawasan hutan. Ia menekankan bahwa proses ini tidak hanya mengedepankan aspek hukum, tetapi juga pendekatan sosial, budaya, dan dialog terbuka.

Model Kolaborasi Berbasis Kesadaran

Langkah kelompok tani ini diharapkan menjadi contoh bagi kelompok lain yang masih mengelola lahan di dalam kawasan TNTN. Pemerintah menargetkan pemulihan ribuan hektare lahan di kawasan tersebut dalam beberapa tahun ke depan, dan mengedepankan pendekatan kolaboratif ketimbang represif.

Pengembalian 415 hektare kebun sawit ini menandai tonggak penting dalam perjalanan konservasi hutan Indonesia, di mana masyarakat lokal menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar objek penertiban.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

18 − 8 =