Aceh Sumut, suarabersama.com – “Jika dilihat dari sisi anggaran, pengadaan makanan dan snack dalam tahap perencanaan sudah menunjukkan potensi mark up. Standar harga makanan di Aceh sebesar Rp30 ribu sudah tergolong sangat mewah,” ujar Alfian kepada merdeka.com, Kamis, 12 September 2024.
Namun, menurut Alfian, fakta di lapangan menunjukkan bahwa nasi untuk atlet dan kontingen PON sering basi, berulat, dan sering kali terlambat diantar. “Dengan kondisi seperti itu, harga makanan tersebut sepertinya tidak mencapai Rp20 ribu,” tambahnya.
Alfian juga menyoroti sistem tender pengadaan konsumsi PON yang dinilai janggal. Pemenang tender tersebut adalah PT Aktifitas Atmosfir, sebuah perusahaan yang beralamat di Cilandak, Jakarta Selatan.
“Dari skema yang terlihat, proses tender dilakukan melalui e-katalog dengan mekanisme penunjukan langsung. Perusahaan tersebut beralamat di Jakarta, namun aktor-aktornya berada di Aceh,” jelasnya.
Dalam pernyataan terpisah, Diaz menyebutkan bahwa makanan untuk atlet dan kontingen yang disediakan oleh PT Aktifitas Atmosfir memiliki keseragaman dan tidak berbeda antara satu kontingen dengan lainnya. Dia juga mengklarifikasi bahwa makanan tersebut dimasak di Aceh, bukan di Jakarta.