Jakarta, Suarabersama.com – Isu gempa megathrust yang mencuat belakangan ini memberikan dampak signifikan pada sektor pariwisata, salah satunya kawasan wisata pantai di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kepala Badan Promosi Pariwisata (BPPD) DIY yang merupakan puteri bungsu Gubernur DIY Sri Sultan HB X, GKR Bendara, menyatakan, sektor pariwisata yang menjadi salah satu penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) bahkan turun hingga 50 persen, terutama di kawasan wisata pantai.
“Setiap kali ada isu megathrust, tingkat kunjungan wisatawan turun lebih dari 50 persen, terutama di daerah pantai seperti Kulon Progo dan Gunungkidul,” ujar GKR Bendara usai menjadi pembicara di Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM) Yogyakarta, Selasa (10/9/2024).
Persoalan ini, dikhawatirkan puteri bungsu Gubernur DIY Sri Sultan HB X meski tak menampik ancaman megathrust memang nyata, Bendara menyatakan waktu terjadinya tidak dapat diprediksi secara pasti. Alih-alih ketakutan, masyarakat, termasuk para pelaku pariwisata lebih baik waspada.
“Megathrust itu akan selalu membayangi kita. Tapi kejadiannya bisa besok, 5 tahun, 10 tahun lagi, atau bahkan 20 tahun lagi. Tidak ada yang bisa memprediksi secara pasti. Kita memang harus waspada, tetapi jangan sampai takut berlebihan ke pantai dan sebagainya. Salah-salah justru berdampak negatif pada sektor pariwisata,” tandasnya.
GKR Bendara meyakini BMKG sudah memiliki kesiapan dalam menghadapi potensi bencana, termasuk Megathurst. Bahkan koordinasi dengan destinasi wisata di kawasan pantai pun terus dilakukan.
Sebagai langkah antisipatif, BPPD DIY berencana melakukan kampanye edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesiapsiagaan bencana, sembari memastikan wisatawan bahwa destinasi di Yogyakarta tetap aman.
Dengan adanya upaya bersama dari berbagai pihak, diharapkan sektor pariwisata DIY dapat kembali pulih dan terus berkembang tanpa mengabaikan aspek keamanan dan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana.
(HP)