Damaskus/Jerusalem – Israel melancarkan serangan udara intensif ke jantung pemerintahan Suriah, menghantam markas besar Kementerian Pertahanan di pusat Damaskus, Rabu (16/07). Serangan juga menyasar wilayah sekitar Istana Presiden serta fasilitas militer dan penyimpanan senjata di wilayah selatan, termasuk Suweida.
Menurut laporan resmi pemerintah Suriah, serangan itu menyebabkan kerusakan parah dan menewaskan sejumlah warga sipil. Kementerian Luar Negeri Suriah mengutuk serangan tersebut sebagai “tindakan agresi terang-terangan” yang melanggar hukum internasional dan Piagam PBB.
“Ini adalah bagian dari strategi Israel untuk menciptakan ketidakstabilan dan menyulut kekacauan di Suriah,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri.
Alasan Israel: Melindungi Komunitas Druze
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa langkah militer ini diambil sebagai upaya perlindungan terhadap komunitas Druze, baik yang berada di Suriah maupun di wilayah Israel dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
“Israel berkomitmen untuk melenyapkan milisi rezim yang mengancam keselamatan saudara-saudara Druze kami,” ujar Netanyahu.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menegaskan bahwa “peringatan di Damaskus telah usai,” dan militer Israel akan terus menggempur kekuatan yang memicu konflik sektarian di selatan hingga benar-benar mundur.
Ia juga merilis video serangan, memperlihatkan kepanikan di studio televisi Suriah saat rudal menghantam area Lapangan Umayyah.
AS Serukan De-eskalasi
Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengungkapkan kekhawatirannya atas eskalasi kekerasan di selatan Suriah, namun menyampaikan harapan bahwa situasi akan mereda dalam waktu dekat. “Kami telah menyepakati langkah-langkah konkret untuk mengakhiri konflik ini malam ini,” tulisnya di platform X.
Pemerintah Suriah menyatakan menyambut baik inisiatif dari Amerika Serikat dan sejumlah negara Arab untuk menengahi konflik dan mendorong penyelesaian damai.
Hingga kini, Israel belum memberikan pernyataan resmi mengenai tawaran gencatan senjata tersebut.
Latar Belakang Konflik: Ketegangan Komunitas dan Aksi Balas Dendam
Serangan ini terjadi setelah meningkatnya ketegangan antara komunitas Druze dan suku Badui di wilayah selatan. Pada Minggu (13/07), milisi Druze merebut wilayah milik suku Badui di Suweida, mengakibatkan ratusan korban jiwa. Aksi ini dipicu oleh penculikan seorang pedagang Druze beberapa hari sebelumnya.
Bentrok sektarian pun meluas ke sejumlah kota, dengan pasukan keamanan Suriah turut turun tangan. Pemerintah menyatakan konflik meletus karena ketidakhadiran lembaga resmi yang seharusnya menjaga stabilitas kawasan.



