Jakarta, Suarabersama.com – Iran mengambil langkah hati-hati dengan menunda serangan balas dendam terhadap Israel, menyusul tewasnya Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh. Dalam langkah yang mencerminkan kebijaksanaan strategis. Teheran memilih untuk menunggu hasil dari pertemuan penting Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Jeddah, di mana mereka mencari dukungan dari negara-negara Muslim untuk menanggapi apa yang mereka sebut sebagai “tindakan agresi” Israel.
Langkah ini menunjukkan keinginan Iran untuk menggalang solidaritas internasional sebelum mengambil tindakan lebih lanjut. Diplomat Iran, Ali Bagheri-Kani, aktif berkomunikasi dengan mitra regionalnya, termasuk Arab Saudi dan Pakistan, untuk memastikan bahwa respon Iran terhadap insiden ini memiliki dasar yang kuat dan didukung secara luas.
“Israel adalah entitas jahat yang tujuannya bukan hanya Palestina, tapi juga semua negara Islam,” kata Kani, dilansir Nour News.
Keputusan untuk menunda serangan ini juga mungkin dipengaruhi oleh sinyal kuat yang dikirim oleh Amerika Serikat, yang secara tegas mendukung Israel dan menunjukkan kehadiran militer yang signifikan di kawasan tersebut. Dengan langkah diplomatik yang bijak, Iran mempertimbangkan semua faktor sebelum mengambil langkah yang dapat memicu eskalasi lebih lanjut di Timur Tengah.
“Kami menganggap bahwa adalah tugas kami untuk membalas darahnya (tewasnya Haniyeh) dalam insiden pahit dan sulit yang terjadi di wilayah Republik Islam ini,” kata Khamenei.
Di sisi lain, dunia internasional, termasuk maskapai penerbangan Lufthansa, merespons ketegangan yang meningkat ini dengan mengambil langkah-langkah pencegahan, seperti menghindari wilayah udara Iran dan Irak. Semua ini menggambarkan betapa seriusnya situasi saat ini dan pentingnya keputusan Iran untuk menahan diri sementara waktu.