Jakarta, Suarabersama – Intel, perusahaan teknologi besar dari Amerika Serikat, mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 15.000 karyawan, setara dengan 15% dari total tenaga kerja mereka. Langkah ini diambil untuk mengurangi biaya operasional di tengah penurunan kinerja bisnis yang semakin terpuruk.
CEO Pat Gelsinger menyatakan bahwa Intel perlu menyesuaikan struktur biaya mereka dengan model operasi baru serta melakukan perubahan mendasar dalam cara beroperasi perusahaan.
Pada kuartal II-2024, Intel mencatat pendapatan sebesar US$ 12,8 miliar, turun 1% dari periode yang sama tahun sebelumnya, dengan kerugian mencapai US$ 1,6 miliar. Menurut Gelsinger, pendapatan perusahaan belum tumbuh sesuai ekspektasi, dan Intel belum sepenuhnya mendapatkan keuntungan dari tren teknologi seperti kecerdasan buatan (AI). Tingginya biaya dan rendahnya margin keuntungan menjadi tantangan utama.
Dulunya dikenal sebagai pemimpin global dalam pembuatan chip untuk PC dan Mac, Intel kini menghadapi persaingan ketat setelah nilai pasarnya dilampaui oleh perusahaan lain seperti Qualcomm dan Texas Instruments, yang memimpin pasar chip untuk perangkat seluler.
Kerugian terbesar Intel terjadi pada bisnis Foundry, yang mendapatkan investasi besar pada tahun 2024 sebagai persiapan menyambut era AI. Perusahaan ini berada pada titik kritis dalam pembuatan chip, terutama di tengah investasi pemerintah AS dalam manufaktur chip dan meningkatnya permintaan global untuk chip AI.
Analis dari Emarketer, Jacob Bourne, menyatakan bahwa pemotongan biaya yang signifikan, termasuk PHK, mungkin dapat memperbaiki kondisi keuangan Intel dalam jangka pendek. Namun, langkah ini tidak cukup untuk mengubah posisinya di pasar chip yang terus berkembang.
Intel berharap bahwa investasi di sektor AI akan membuahkan hasil positif. Perusahaan berencana untuk memangkas pengeluaran hingga US$ 10 miliar pada tahun 2025, dengan mengurangi 15.000 pekerja dan menekan biaya operasional. Tujuannya adalah untuk mempertahankan investasi dalam pembangunan rantai pasok semikonduktor yang tangguh dan berkelanjutan, baik di AS maupun di seluruh dunia.
Selain itu, Intel juga akan menangguhkan pembagian dividen mulai kuartal IV-2024, yang berarti pembayaran kepada pemegang saham akan dihentikan. Saham Intel pun turun 19% dalam perdagangan setelah jam kerja, menandakan respon pasar yang negatif terhadap pengumuman ini.



