Jakarta, Suarabersama.com – Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap jurnalis di sejumlah media massa nasional menuai sorotan publik. Fenomena ini kembali mencuat setelah viralnya momen haru seorang pembawa berita televisi yang menahan tangis saat berpamitan di layar kaca.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyatakan keprihatinannya atas kondisi tersebut. Dalam kunjungannya ke Kabupaten Bekasi, Selasa (6/5), Meutya menegaskan bahwa pemerintah akan segera mengambil langkah konkret guna menyikapi krisis yang melanda industri media.
“Kita tahu beberapa waktu lalu ada kabar menyedihkan bagi kita yang pernah menjadi jurnalis dan saya rasa bagi semua pihak. Ekosistem industri media saat ini memang belum sesehat seperti yang kita harapkan bersama,” ujar Meutya.
Ia menyebut akan berkoordinasi langsung dengan Menteri Ketenagakerjaan Yassierli untuk membahas solusi atas gelombang PHK yang terjadi akibat penurunan performa bisnis media massa.
“Insya Allah dalam waktu dekat kami akan bertemu. Koordinasi melalui telepon sudah kami lakukan dan mudah-mudahan segera ada solusi untuk membantu menyehatkan industri media,” tambahnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, industri media di Indonesia menghadapi berbagai tantangan besar. Tidak hanya tekanan dari sisi ekonomi, media juga harus beradaptasi dengan perubahan lanskap digital dan pergeseran perilaku konsumsi informasi masyarakat.
Meutya menyampaikan bahwa penyehatan industri media akan menjadi fokus serius pemerintah, baik dari aspek kualitas jurnalistik maupun keberlanjutan bisnisnya.
Pemerintah diharapkan tidak hanya menjadi regulator, tetapi juga fasilitator dalam menciptakan ekosistem media yang lebih sehat dan adaptif terhadap perubahan zaman. Langkah-langkah konkret kini ditunggu, tidak hanya oleh para pekerja media, tetapi juga oleh publik yang menggantungkan hak atas informasi dari media yang bebas dan profesional.
(HP)