Suara Bersama

Indonesia Punya 2 Harta Karun Migas, Masuk 5 Terbesar Dunia

Jakarta, Suarabersama.com –  Dua dari lima temuan sumber minyak dan gas bumi (migas) terbesar di dunia berada di Indonesia, yaitu pada sumur Geng North dan Layaran. Penemuan ini diungkapkan oleh Sekretaris SKK Migas, Luky Agung Yusgiantoro, yang menyatakan bahwa temuan tersebut adalah yang terbesar sejak tahun 2000, dengan penemuan besar terakhir sebelum ini adalah Lapangan Abadi.

“Di tahun 2023 sendiri kita menemukan giant discovery di Geng North dan Layaran. Ini adalah the biggest sejak tahun 2000 di mana kita menemukan Lapangan Abadi yang terkenalnya adalah Masela,” ujar Luky Agung Yusgiantoro dalam sebuah Webinar mengenai Optimalisasi Pemanfaatan Gas Bumi untuk Percepatan Transisi Energi dan Sirkular Ekonomi yang berlangsung pada hari Rabu, 8 Agustus 2024. Pernyataan ini menunjukkan betapa signifikan dan monumental temuan ini dalam konteks industri migas global.

Lebih lanjut, Luky Agung Yusgiantoro menjelaskan bahwa pengakuan terhadap temuan tersebut tidak hanya datang dari SKK Migas, tetapi juga dari sejumlah lembaga internasional terkemuka seperti Wood Mackenzie, Rystad Energy, dan S&P Global. “Ini 2 dari 5 biggest discovery di dunia. Ini dicatat bersama tidak hanya dari SKK Migas tapi konsultan internasional Mackenzie, Rystad dan S&P Global juga me-recognize temuan tersebut,” katanya. Pengakuan dari lembaga-lembaga internasional ini memberikan validasi tambahan terhadap pentingnya penemuan tersebut di mata komunitas energi global.

Luky Agung Yusgiantoro juga menekankan bahwa temuan ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi Indonesia, tetapi pekerjaan rumah yang penting adalah bagaimana mengembangkan lapangan-lapangan yang telah ditemukan tersebut. “Dan kembali lagi sekarang message-nya adalah bagaimana mengembangkan lapangan-lapangan yang sudah discovery oleh SKK Migas,” jelasnya. Ini menegaskan bahwa langkah selanjutnya adalah memaksimalkan potensi dari temuan-temuan tersebut untuk keuntungan ekonomi dan energi nasional.

Pada kesempatan yang sama, Luky Agung Yusgiantoro memberikan informasi mengenai total lifting gas bumi hingga Juni 2024 yang mencapai 5.383,57 billion british thermal unit per day (bbtud). Dari total lifting tersebut, 3.727,95 bbtud digunakan untuk kebutuhan domestik, sementara 1.659,62 bbtud dialokasikan untuk ekspor. “Kalau kita lihat tentunya dari sudut pandang SKK Migas, kita selalu mendorong agar pemanfaatan gas itu bisa bertujuan untuk pembangunan perekonomian kita. Sehingga kalau bapak ibu lihat di sini dengan sebesar per Juni 2024 ada 5.383 bbtud dari total produksi kita, di mana pemanfaatan dari domestik tersebut kita naikkan,” katanya. Ini menunjukkan fokus SKK Migas dalam mendorong pemanfaatan gas bumi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Dalam hal profil pemanfaatan gas bumi, Luky Agung Yusgiantoro mencatat bahwa sektor industri adalah pengguna terbesar dengan porsi 26,93%. Sementara itu, ekspor LNG menyumbang 24,61%, pupuk 12,68%, kelistrikan 12,64%, domestik LNG 11,65%, dan sisanya untuk kebutuhan lain-lain. “Salah satu yang paling besar adalah penggunaan untuk industri dalam negeri, yang sebelah kiri warna biru. Ada juga untuk kelistrikan, domestik LNG juga kita salurkan kepada domestik LNG tersebut,” jelasnya.

Namun, Luky Agung Yusgiantoro mengakui bahwa ada beberapa area pemanfaatan gas yang masih kecil, seperti city gas dan bahan bakar gas (BBG). Dia juga menyebutkan tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan produksi gas bumi, terutama terkait dengan keterbatasan infrastruktur. “Sebagai contoh di sini industri di mana penyerapan dari gas tersebut itu masih lebih rendah daripada yang dikontrakan,” ujarnya. Tantangan infrastruktur ini menjadi kendala penting yang harus diatasi agar potensi produksi gas bumi dapat dimaksimalkan secara optimal.

 

(XLY)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

17 − 8 =