Suara Bersama

Gatot Nurmantyo Kecam Hercules atas Pernyataan Kontroversial terhadap Purnawirawan TNI

JAKARTA – Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, menyuarakan kemarahan terhadap tokoh ormas GRIB, Rosario de Marshall atau yang dikenal sebagai Hercules, menyusul pernyataannya yang dianggap menyinggung kehormatan purnawirawan TNI, termasuk Sutiyoso, eks Gubernur DKI Jakarta dan mantan jenderal Kopassus.

Dalam wawancara yang ditayangkan melalui kanal YouTube Refly Harun pada Kamis (1/5), Gatot melontarkan kritik keras. Ia menilai Hercules telah melewati batas dengan menyampaikan komentar bernada merendahkan terhadap para purnawirawan. “Orang seperti ini kurang ajar. Sutiyoso itu bukan orang sembarangan. Punya jasa besar untuk bangsa ini,” tegas Gatot.

Gatot juga mengingatkan bahwa banyak hal yang Hercules capai tak lepas dari peran purnawirawan di masa lalu. “Kau dulu bisa sampai Jakarta, jadi TBO di Timor Timur, itu juga karena jasa-jasa purnawirawan,” lanjutnya.

Lebih jauh, Gatot mengungkap adanya dugaan keterlibatan organisasi yang dipimpin Hercules dalam praktik-praktik yang tidak sehat, termasuk tekanan terhadap kepala daerah. Ia mencontohkan kondisi di Jawa Barat, di mana menurutnya GRIB mendahulukan kepentingan ormas ketimbang rakyat. “Gubernur harusnya mencintai rakyat, bukan ormas,” tegasnya.

Gatot juga menyoroti insiden yang terjadi di Depok, di mana anggota ormas disebut-sebut melawan aparat saat hendak ditangkap. Menurutnya, hal ini menjadi gambaran menguatnya aksi premanisme. “Mobil polisi dibakar, negara macam apa ini kalau hukum bisa dilawan preman?” katanya dengan nada prihatin.

Isu kudeta yang dituding diarahkan kepada purnawirawan pun dibantah Gatot. Ia menegaskan bahwa para mantan prajurit justru menunjukkan kecintaan besar terhadap negara. “Kami mendukung Presiden. Hanya soal IKN yang kami kritik,” ujarnya.

Gatot memperingatkan bahwa jika premanisme dibiarkan menguasai ruang politik dan hukum, masa depan Indonesia bisa terancam. Ia mengungkapkan bahwa tekanan seperti ini akan membuat pelaku usaha hengkang, menghambat industrialisasi, dan memperparah kesenjangan. “Kita mau bersaing bagaimana kalau biaya industri tinggi karena ada beban preman dan mafia?” katanya.

Ia menambahkan bahwa Indonesia saat ini menghadapi ancaman dari berbagai kelompok mafia — dari hukum, politik hingga ekonomi. “Finansial kita melemah, rupiah jatuh, kemiskinan meningkat. Kalau premanisme dibiarkan, bangsa ini bisa gagal,” imbuhnya.

Di akhir pernyataannya, Gatot mengajak seluruh elemen bangsa untuk kembali pada semangat persatuan. “Tinggalkan konflik. Kita harus tegas, sigap, dan bersatu. Itu syarat bangsa yang bisa bertahan,” serunya.

Gatot juga memperingatkan bahaya masuknya ormas ke dalam politik praktis. Menurutnya, keterlibatan ormas dalam kekuasaan justru membuka ruang bagi praktik-praktik menyimpang. “Kalau ormas masuk ke politik dan mulai atur-atur negara, itu bahaya besar,” tutupnya.

Sebelumnya, Hercules mengeluarkan pernyataan yang menyindir delapan tuntutan purnawirawan, termasuk seruan mundur untuk Wapres Gibran Rakabuming Raka. Ia menyebut Gibran adalah sosok sah hasil pilihan rakyat dan menyampaikan komentar tajam terhadap Sutiyoso, yang kemudian memicu kontroversi luas.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 × five =