Suara Bersama

Evaluasi BUMN oleh Danantara: Dukungan DPR untuk Instruksi Presiden Prabowo

Jakarta, Suarabersama.com – Arahan Presiden RI Prabowo Subianto kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) untuk meninjau ulang kinerja BUMN dinilai sangat logis. Hal ini disebabkan oleh banyaknya praktik korupsi yang berakar dari BUMN, yang memang sudah semestinya dihentikan.

Dukungan terhadap langkah tegas Presiden ini disampaikan oleh Asep Wahyuwijaya, Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai NasDem. Ia menyampaikan apresiasi atas kebijakan yang mendorong Danantara untuk melakukan penilaian terhadap direksi BUMN di Indonesia.

“Instruksi Presiden kepada Danantara agar melakukan evaluasi terhadap kinerja seluruh BUMN yang ada ini sangat masuk akal. Liga korupsi yang diinisiasi oleh BUMN di republik ini memang harus dihentikan,” kata Asep di Jakarta, Rabu (30/4/2025).

Asep juga menekankan pentingnya peningkatan efisiensi di internal BUMN. Ia memperkirakan bahwa potensi penghematan yang bisa dicapai mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah, yang akan memberikan kontribusi signifikan bagi kas negara.

“Melalui Danantara, seluruh kerja BUMN harus semaksimal mungkin didorong menjadi pendukung utama pertumbuhan ekonomi bangsa, penghasil pendapatan negara dan pembuka industri-industri baru melalui agenda hilirisasi dan penyerap tenaga kerja lokal yang massif,” jelas Asep.

Menurutnya, misi ini akan sulit tercapai tanpa adanya restrukturisasi, termasuk pengurangan jumlah BUMN. Langkah tersebut dinilai perlu untuk meningkatkan efektivitas.
“Jajaran direksi, komisaris dan seluruh pegawai BUMN yang tersisa pun dapat bekerja secara lebih efektif, lebih efisien dan lebih gesit (agile),” beber Asep.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa langkah Presiden Prabowo ini merupakan bagian dari upaya transformasi menyeluruh di tubuh BUMN yang sudah menjadi kebutuhan mutlak. Ia menegaskan bahwa dirinya sepenuhnya mendukung kebijakan tersebut.

“Nah, kondisi ini tentunya akan sulit untuk diwujudkan apabila jajaran direksi pada 800an BUMN yang ada beserta anak cucu hingga cicitnya itu masih bergerak dalam kerangka berfikir dan bekerja yang tidak efisien, suka melakukan praktik curang dan moralnya tak dibenahi,” pungkasnya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

two × five =