suarabersama.com, YAHUKIMO – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan anak-anak sekolah di seluruh Indonesia, termasuk di Papua Pegunungan. Namun, implementasi program ini menghadapi tantangan di beberapa wilayah akibat kurangnya pemahaman dan komunikasi yang optimal antara pemerintah pusat dan masyarakat setempat.
Dalam sebuah aksi yang berlangsung di Yahukimo, Papua Pegunungan, sekelompok pelajar menyuarakan aspirasi mereka terkait program MBG. Pemerintah daerah dan aparat kepolisian hadir untuk menanggapi aspirasi tersebut secara damai. Salah satu orator aksi menyampaikan bahwa mereka ingin pendidikan yang lebih baik sebelum menerima program makan gratis. Hal ini menunjukkan pentingnya sinergi antara program peningkatan gizi dan pembangunan pendidikan di Papua.
Aktivis senior Papua, Theo Hesegem, menyoroti perlunya peningkatan kualitas pendidikan bersamaan dengan program MBG. Ia menekankan bahwa biaya sekolah di wilayah pedalaman Papua masih menjadi tantangan, sehingga program ini seharusnya menjadi bagian dari solusi yang lebih besar untuk kesejahteraan anak-anak Papua.
Dukungan Pemerintah untuk Kesejahteraan Masyarakat Papua
Pemerintah terus berupaya mengoptimalkan pelaksanaan MBG agar dapat dinikmati oleh seluruh anak sekolah di Papua, termasuk yang berada di daerah terpencil. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menegaskan bahwa keterpenuhan gizi merupakan faktor penting dalam mendukung stamina dan semangat belajar siswa. Dengan gizi yang baik, siswa dapat lebih fokus dalam menempuh pendidikan dan meraih masa depan yang lebih cerah.
Di tingkat daerah, Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan telah mengambil langkah konkret dengan menunjuk tiga Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk menyukseskan program ini, yakni Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pertanian, serta Dinas Perdagangan. Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa komoditas pangan yang digunakan dalam program MBG bersumber dari produk lokal, sehingga turut membantu perekonomian masyarakat setempat.
Penjabat Gubernur Papua Pegunungan, Velix Vernando Wanggai, menjelaskan bahwa program MBG tidak hanya berfokus pada peningkatan gizi anak-anak, tetapi juga menjadi bagian dari pengembangan ekonomi wilayah. Dengan melibatkan berbagai instansi dan pemangku kepentingan, diharapkan program ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat Papua.
Peningkatan Sosialisasi dan Komunikasi
Pemerintah menyadari bahwa dalam pelaksanaan program sebesar MBG, komunikasi dengan masyarakat harus terus diperkuat. Oleh karena itu, berbagai langkah sosialisasi terus dilakukan agar masyarakat lebih memahami manfaat dari program ini. Selain itu, keterlibatan organisasi lokal, gereja, dan UMKM Papua diharapkan dapat semakin memperkuat implementasi program ini.
Pemerintah juga terus mengevaluasi dan menyempurnakan pelaksanaan MBG agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di setiap wilayah, termasuk di daerah konflik dan terpencil. Evaluasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa tidak ada anak Indonesia yang tertinggal dalam mendapatkan akses gizi yang baik demi mendukung pendidikan mereka.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan koordinasi yang lebih baik dengan masyarakat, program Makan Bergizi Gratis di Papua diharapkan dapat berjalan sukses dan memberikan dampak positif bagi anak-anak di seluruh wilayah, termasuk di daerah pegunungan yang selama ini menghadapi tantangan infrastruktur dan aksesibilitas.



