Jakarta, Suarabersama.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) memastikan data dan dana nasabah tetap aman, serta seluruh transaksi perbankan dapat berjalan normal, setelah beredar isu dugaan serangan ransomware yang melibatkan sistem BRI di media sosial.
Direktur Digital dan IT BRI, Arga M. Nugraha, memberikan klarifikasi melalui akun Instagram resmi BRI pada Rabu malam (18/12). Dalam keterangannya, Arga memastikan bahwa BRI telah mengambil langkah-langkah untuk menjaga integritas sistem perbankan mereka.
“Kami memastikan bahwa data dan dana nasabah aman. Seluruh sistem perbankan BRI berjalan normal, dan layanan transaksi kami dapat beroperasi dengan lancar,” kata Arga dalam pengumumannya yang dikutip di Jakarta, Kamis (19/12).
Layanan Perbankan BRI Tetap Beroperasi Normal
Arga juga menambahkan bahwa nasabah dapat terus menggunakan layanan perbankan BRI tanpa gangguan, termasuk layanan digital seperti BRImo, QLola, ATM/CRM, serta layanan lainnya dengan keamanan data yang terjaga.
“Bri memastikan bahwa seluruh sistem layanan perbankan digital BRI berjalan aman, sesuai dengan standar internasional,” ujarnya, menegaskan komitmen BRI untuk terus memperbarui dan meningkatkan sistem keamanan informasi.
Keamanan Teknologi Informasi BRI Terus Diperbarui
Lebih lanjut, BRI menyatakan bahwa sistem keamanan teknologi informasi yang mereka miliki telah memenuhi standar internasional dan selalu diperbarui secara berkala untuk menghadapi berbagai potensi ancaman, termasuk ransomware. Arga menekankan bahwa langkah-langkah proaktif telah diambil untuk melindungi informasi nasabah.
“Kami memastikan bahwa data nasabah tetap terlindungi dengan langkah-langkah proaktif untuk menghadapi potensi ancaman siber,” ujar Arga.
Isu Dugaan Serangan Ransomware dan Kebocoran Data
Sebelumnya, pada Rabu malam (18/12), isu mengenai kebocoran data BRI beredar di media sosial. Akun Twitter @H4ckManac mengklaim bahwa BRI menjadi target serangan ransomware yang dilakukan oleh kelompok peretas Bashe. Informasi ini juga dibagikan oleh akun Twitter lain, seperti @FalconFeedsio.
Menurut informasi yang beredar, kelompok peretas Bashe mengklaim telah meretas data pribadi, data klien, dan data keuangan BRI. Mereka juga dilaporkan meminta pembayaran tebusan dengan tenggat waktu hingga 23 Desember 2024.