Jakarta, Suarabersama.com – Para pemimpin negara Arab dan Islam dijadwalkan berkumpul di Doha, Senin (15/9/2025), menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) darurat sebagai bentuk dukungan bagi Qatar usai serangan Israel yang menargetkan para pemimpin Hamas di ibu kota.
Dalam rancangan resolusi yang dilihat Reuters, KTT tersebut akan memperingatkan bahwa serangan Israel dan berbagai tindakan permusuhan lainnya dapat mengancam perdamaian di kawasan. “Serangan brutal Israel terhadap Qatar dan kelanjutan tindakan permusuhan Israel termasuk genosida, pembersihan etnis, kelaparan, pengepungan, serta aktivitas kolonisasi dan kebijakan ekspansi mengancam prospek perdamaian dan keberlangsungan hidup berdampingan di kawasan,” demikian isi rancangan resolusi sebagaimana dikutip Reuters, Senin (15/9).
KTT ini digelar menyusul serangan Israel pada 9 September lalu yang menghantam kompleks perumahan di Doha dan menewaskan lima anggota Hamas serta seorang pejabat keamanan Qatar. Serangan terjadi ketika para tokoh Hamas tengah berdiskusi mengenai usulan gencatan senjata baru yang diajukan Amerika Serikat untuk menghentikan perang di Gaza.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed bin Mohammed Al-Ansari, menegaskan bahwa pertemuan tingkat tinggi ini memiliki arti penting sebagai simbol solidaritas dunia Arab dan Islam terhadap Qatar. Ia menyebut serangan Israel itu sebagai bentuk “agresi pengecut” sekaligus “terorisme negara”.
Qatar, bersama dengan AS dan Mesir, selama ini berperan sebagai mediator utama dalam negosiasi gencatan senjata. Namun serangan Israel di Doha dinilai memperburuk krisis regional, di tengah laporan bahwa konflik Gaza sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 64.000 orang.
KTT darurat Arab-Islam ini diperkirakan menjadi panggung penting untuk menyatukan sikap negara-negara kawasan, sekaligus menekan komunitas internasional agar bertindak tegas terhadap Israel.
(HP)