Suara Bersama

Dinkes Lumajang Peringatkan Bahaya Sound Horeg Usai Warga Meninggal Saat Karnaval

Jakarta, Suarabersama.com – Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Lumajang mengeluarkan peringatan mengenai bahaya paparan kebisingan ekstrem yang berasal dari perangkat audio sound horeg. Imbauan ini muncul usai meninggalnya Anik Mutmainah (38), warga Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, saat menyaksikan karnaval yang menggunakan perangkat audio tersebut pada Sabtu (2/8/2025).

Kepala Dinkes P2KB Lumajang, dr. Rosyidah, mengungkapkan bahwa suara berintensitas tinggi seperti sound horeg bisa menimbulkan gangguan kesehatan serius. Efeknya tidak terbatas pada gangguan pendengaran, melainkan bisa berdampak pada organ vital lainnya.

“Kalau paparan sebentar, efeknya mungkin hanya sementara. Namun, kalau berlangsung lama, bisa mengakibatkan tuli permanen,” ujar Rosyidah pada Selasa (5/8/2025).

Ia juga menambahkan bahwa getaran dari suara bising yang ekstrem dapat mengganggu sistem kardiovaskular, khususnya pada orang dengan penyakit penyerta seperti diabetes atau hipertensi.

“Kondisi ini bisa memicu gangguan irama jantung, henti jantung mendadak, bahkan pecah pembuluh darah yang fatal. Daya tahan anak dan orang dewasa pun berbeda terhadap kebisingan seperti ini,” lanjutnya.

Meski penyebab kematian Anik Mutmainah belum dapat dipastikan secara medis, dr. Rosyidah menekankan pentingnya mewaspadai dampak kebisingan terhadap tubuh, terutama jika terpapar dalam durasi lama dan di ruang terbuka.

Sebelumnya, korban dilaporkan tiba-tiba pingsan saat merekam pertunjukan sound horeg dalam acara karnaval HUT ke-80 RI di desanya. Ia sempat dilarikan ke RSUD Pasirian, namun dinyatakan meninggal dunia. Pihak keluarga menyatakan bahwa Anik tidak memiliki riwayat penyakit jantung dan dalam kondisi sehat sebelum kejadian.

Sebagai respons atas insiden tersebut, Pemerintah Kabupaten Lumajang berjanji akan memperketat izin acara yang menggunakan sound horeg, serta meningkatkan pengawasan teknis di lapangan demi mencegah kejadian serupa.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

one × 2 =