Jakarta, Suarabersama.com – Diaspora Indonesia di New York, Amerika Serikat, hingga Melbourne, Australia, menggelar aksi solidaritas menyusul gelombang demonstrasi yang berlangsung sepekan terakhir di berbagai kota di Tanah Air.
Di New York, ratusan warga negara Indonesia (WNI) melakukan long march dari Central Park menuju Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) pada Senin (1/9). Dalam unggahan akun media sosial @logos_id, tampak para peserta aksi mengenakan pakaian serba hitam sebagai simbol duka.
“Ratusan diaspora Indonesia long march dari Central Park ke KJRI New York City untuk mengenang kehilangan 10 teman dalam demonstrasi pekan ini,” tulis akun tersebut.
Usai long march, diaspora menggelar doa bersama untuk para korban. “Dengan berlinang air mata, kami berduka atas wafatnya teman-teman kami dan memohon keadilan ditegakkan di negara kami,” lanjut keterangan itu.
Aksi serupa juga digelar oleh diaspora Indonesia di Melbourne, Australia, pada Selasa (2/9). Mereka berkumpul di Federation Square pukul 14.30 waktu setempat. Dalam seruan yang disebarkan akun @MelBergerak, para WNI diimbau mengenakan pakaian berwarna pink.
Warna pink sendiri belakangan menjadi simbol keberanian dan perjuangan setelah viral seorang ibu berhijab pink yang berdiri di hadapan barikade aparat dalam demonstrasi di Indonesia pekan lalu.
Seperti diketahui, demonstrasi besar-besaran di berbagai kota di Indonesia sejak pekan lalu dipicu oleh sorotan terhadap gaji dan tunjangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI yang dinilai timpang dengan kondisi ekonomi rakyat. Gelombang protes semakin meluas setelah seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, tewas dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob.
Aksi yang berlangsung di sejumlah daerah berujung bentrokan hingga menimbulkan korban jiwa. Para pengunjuk rasa menuntut keadilan, penghentian kekerasan aparat, serta jaminan kesejahteraan bagi rakyat dan buruh di Indonesia.
(HP)



