Suara Bersama

BRIN: Banjir Jabodetabek Dipicu Pengelolaan Air dan Perubahan Tata Guna Lahan

Jakarta, Suarabersama – Kepala Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air BRIN, Luki Subehi, menjelaskan bahwa banjir yang melanda Jabodetabek bukan hanya disebabkan oleh curah hujan tinggi, melainkan juga oleh pengelolaan sumber daya air yang buruk dan perubahan tata guna lahan di wilayah perkotaan.

Luki mengungkapkan bahwa pengurangan luas hutan dan daerah resapan air di wilayah hulu, seperti di sepanjang Sungai Bekasi dan Ciliwung, menjadi faktor utama peningkatan aliran air permukaan yang berujung pada banjir. Salah satu contohnya adalah banjir yang hampir setiap tahun terjadi di Bekasi akibat daerah hulunya yang tidak mampu meresapkan air, sementara daerah datarannya sudah dipenuhi pemukiman.

Selain itu, sistem drainase di Jabodetabek yang tidak memadai turut memperburuk kondisi banjir. Banyak sistem drainase yang masih menggunakan perhitungan lama tanpa memperhitungkan curah hujan ekstrem akibat perubahan iklim dan perkembangan tata guna lahan. Pembangunan kawasan permukiman baru sering kali tidak diiringi dengan perbaikan sistem drainase, sehingga limpasan air hujan tidak dapat tertampung dengan baik.

Luki juga menyarankan langkah mitigasi seperti pengerukan sungai dan saluran air untuk meningkatkan kapasitas aliran air. Selain itu, ia menyoroti pentingnya koordinasi antarwilayah dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), terutama untuk sungai yang melewati lebih dari satu kabupaten atau kota, agar kebijakan di hulu dan hilir dapat selaras dan mendukung konservasi tanah dan air.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

18 + 14 =