Jakarta, Suarabersama.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan terkait potensi terjadinya banjir lahar hujan di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki, yang terletak di Nusa Tenggara Timur (NTT). Peringatan ini menyusul datangnya musim hujan dan fenomena cuaca ekstrem, serta adanya ancaman dari dinamika atmosfer dan fenomena La Nina.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengingatkan masyarakat dan pemerintah daerah setempat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman banjir lahar hujan. Fenomena ini terjadi ketika air hujan bercampur dengan material vulkanik yang berasal dari erupsi gunung berapi, seperti pasir, abu, bebatuan, dan kayu. Banjir lahar hujan sangat berbahaya karena dapat terjadi dengan cepat dan mengancam keselamatan jiwa, menutupi pemukiman, serta membawa material berat yang mengalir di sungai.
“Belajar dari pengalaman Gunung Marapi di Sumatra Barat, kami meminta seluruh pihak dan masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan banjir lahar hujan yang bisa sewaktu-waktu terjadi. Fenomena ini sangat berbahaya,” kata Dwikorita dalam keterangan resminya, Senin (18/11/2024).
Dwikorita juga mengingatkan bahwa potensi banjir lahar hujan semakin meningkat seiring dengan kondisi cuaca ekstrem yang dipicu oleh fenomena La Nina, yang diperkirakan akan berlangsung hingga Maret atau April 2025. Dalam kondisi ini, hujan lebat yang terjadi di wilayah gunung berapi yang sedang atau telah erupsi dapat mempercepat terjadinya banjir lahar hujan.
Imbauan untuk Meningkatkan Kesiapsiagaan
BMKG mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar lereng gunung dan jalur aliran sungai di wilayah-wilayah yang terancam banjir lahar hujan untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Masyarakat diminta untuk menghindari bantaran sungai yang mengalir dari lereng gunung berapi yang telah atau sedang mengalami erupsi, karena potensi bencana dapat datang secara tiba-tiba.
“Setiap warga yang tinggal di daerah rawan banjir lahar hujan harus siap siaga. Segera menjauh dari area rawan jika hujan deras mulai turun, karena material vulkanik bisa mengalir ke hilir dengan sangat cepat, membawa bebatuan dan material berat lainnya,” tambah Dwikorita.
Peringatan ini menjadi penting mengingat sejarah bencana banjir lahar hujan di Indonesia, seperti yang terjadi di Sumatra Barat, di mana bencana tersebut menelan korban jiwa dan menghancurkan pemukiman.
BMKG terus memantau kondisi cuaca dan aktivitas vulkanik di seluruh Indonesia, serta berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memberikan informasi terkini terkait potensi bencana alam. Masyarakat dihimbau untuk selalu mengikuti informasi terbaru dari BMKG dan otoritas terkait demi keselamatan bersama.
(HP)



