“Kita mencoba membangun kompas dari kampus. Arah Indonesia harus didasari pemikiran dari kampus, dan kemajuan bangsa harus dimulai dari kampus,” ujar Rachmat di Bandung, Jawa Barat, Jumat.
Bappenas memperkuat kemitraan dengan ITB melalui berbagai program kolaboratif yang berfokus pada peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) perencana. Rachmat menekankan urgensi kolaborasi strategis untuk mencetak SDM perencana yang profesional dan mampu merespons tantangan pembangunan berkelanjutan.
Menurut Rachmat, ITB memiliki peran historis dalam perencanaan pembangunan nasional, sejak Menteri Bappenas pertama, Ir. H. Djuanda Kartawidjaja, yang juga merupakan alumnus ITB
Kerja sama antara Bappenas dan ITB mencakup program pendidikan dan pelatihan melalui Pusbindiklatren (Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan Perencana) serta beberapa program magister di ITB, seperti:
- Magister Perencanaan Wilayah dan Kota
- Magister Studi Pembangunan
- Magister Transportasi
ITB juga turut serta dalam program Desa Cemara (Cerdas-Mandiri-Sejahtera), sebuah inisiatif lintas sektor yang mendukung pemberdayaan masyarakat desa untuk percepatan penghapusan kemiskinan. Melalui program ini, mahasiswa ITB dapat menerapkan ilmu mereka langsung di lapangan, sehingga berkontribusi terhadap pembangunan masyarakat.
Rachmat mengapresiasi kontribusi ITB dalam sejarah perencanaan pembangunan nasional dan berharap kerja sama ini dapat terus berjalan dan berkembang. Ia menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam mempersiapkan SDM yang mampu mendukung agenda pembangunan nasional.
“Saya merasa bersyukur sejak dahulu, Menteri Bappenas pertama, Juanda, adalah lulusan ITB. Sebab itu, kerja sama Kementerian PPN/Bappenas dan ITB harus terus berjalan, tidak hanya di masa lalu, tapi juga sampai saat ini,” pungkasnya.
Kolaborasi ini diharapkan dapat mendorong hilirisasi ekonomi dan memberikan dampak positif pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya melalui pengembangan SDM yang kompeten dan berdaya saing.