Jakarta, Suarabersama.com – Anggota Komisi I DPR, Farah Puteri Nahlia, menyoroti masalah judi online yang melibatkan oknum pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital. Temuan tersebut, menurutnya, semakin menegaskan bahwa judi online merupakan musuh bersama negara dan peradaban bangsa.
“Oknum aparat yang semestinya melindungi, malah justru meracuni masyarakat, dengan judi online,” kata Farah dalam keterangan tertulisnya pada Minggu (3/11/2024).
Farah juga menegaskan bahwa judi, baik yang dilakukan secara online maupun offline, sudah lama menjadi salah satu masalah besar di masyarakat. Judi dapat menyebabkan banyak dampak negatif pada pelakunya, seperti gangguan keuangan, stres, isolasi sosial, penurunan produktivitas hidup, masalah kesehatan, masalah hukum, hingga kerusakan hubungan keluarga, pertemanan, dan pekerjaan.
“Bahaya judi online yang sering kali tidak menjadi pembicaraan ialah soal kebocoran data. Tidak hanya itu, potensi terjadinya tindak pidana pencucian uang, financial laundering, ransomware hingga pencurian data pribadi, menjadi dampak yang juga merugikan,” ucap Farah.
Dia juga mengingatkan adanya aksi kriminal yang sering dilakukan oleh pecandu judi online, yang berusaha mencari modal untuk melanjutkan kebiasaannya berjudi, demi menutupi kerugian atau hutang yang ditimbulkan dari perjudian online.
“Studi dunia menunjukkan, bahwa kerugian bagi individu, selalu lebih besar dari keuntungan sesaat dari judi online. Fantasi kekayaan dari berjudi, menjadi sebuah tantangan klasik. Untuk itu, perlu jihad berjamaah negara dan seluruh masyarakat, untuk menumpas dan membentengi setiap orang dari pengaruh judi online,” kata Farah.
Farah berharap agar aparat penegak hukum terus aktif dalam pemberantasan judi online. Ia juga mengapresiasi Menteri Komunikasi dan Digital yang telah memberikan dukungan penuh terhadap proses hukum ini dan berkomitmen untuk memberantas judi online hingga ke akar-akarnya.
