Jakarta, Suarabersama.com – Analis politik Boni Hargens mengingatkan agar provokasi yang menuding Tentara Nasional Indonesia (TNI) menciptakan darurat militer segera dihentikan. Ia menegaskan, TNI saat ini telah bersifat profesional serta matang dalam berdemokrasi, sehingga tidak memiliki niat maupun rekam jejak untuk melakukan kudeta politik.
“TNI kita sudah belajar dari masa lalu. Mereka sudah matang dalam berdemokrasi,” kata Boni dari antaranews, Selasa (9/9/2025).
Boni menegaskan, dalam sejarah Indonesia sejak 1945 tidak pernah ada satu pun peristiwa kudeta militer. Bahkan peristiwa demonstrasi pasukan di bawah pimpinan Jenderal Besar Abdul Haris Nasution pada tahun 1952 yang kerap disebut percobaan kudeta oleh pengamat asing, menurut Boni, bukanlah upaya kudeta seperti yang terjadi di Thailand, Filipina, atau Myanmar. Peristiwa itu, ujarnya, lebih sebagai bentuk pernyataan sikap TNI terhadap praktik korupsi politik di parlemen pada masa itu.
Ia juga menepis keras tudingan yang mengaitkan TNI dengan kericuhan dalam aksi massa pada akhir Agustus 2025 lalu. Menurutnya, justru ada kelompok penumpang gelap yang memanfaatkan situasi, namun bukan berarti TNI terlibat.
“Selain tidak benar, tudingan itu bentuk provokasi serius. Komunitas intelijen perlu mendalami tuduhan tersebut dengan pengumpulan informasi yang objektif dan menyeluruh,” ujarnya, merujuk pada pernyataan pegiat media sosial Ferry Irwandi yang menyebut TNI berada di balik upaya menciptakan darurat militer.
Boni pun menegaskan kembali bahwa TNI telah bertransformasi menjadi institusi yang modern, profesional, dan berkomitmen menjaga demokrasi di Indonesia. Karena itu, ia meminta masyarakat tidak terprovokasi oleh isu-isu yang menyesatkan.
(HP)



