Jakarta, suarabersama.com – Di tengah seruan aksi yang dijadwalkan berlangsung pada 18-20 Oktober di DPR RI dan Istana Merdeka, pemerintah dan berbagai elemen masyarakat menyerukan pentingnya menjaga kedamaian, persatuan, serta penggunaan jalur dialog dalam menyampaikan aspirasi. Aksi massa yang dipelopori oleh kelompok mahasiswa, pelajar, dan masyarakat tersebut bertujuan untuk menyuarakan ketidakpuasan, namun sejumlah tokoh nasional dan organisasi masyarakat mengimbau agar aksi tidak berujung pada tindakan provokatif yang merugikan semua pihak.
Presiden Joko Widodo dalam pernyataan resminya mengajak seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan menempuh jalur hukum yang berlaku dalam menanggapi segala isu yang muncul. “Dalam demokrasi, perbedaan pendapat adalah hal yang wajar. Namun, penting bagi kita untuk menjaga persatuan dan memastikan bahwa setiap aspirasi disampaikan secara damai dan sesuai dengan aturan hukum,” ujar Presiden Jokowi.
Beberapa organisasi masyarakat sipil juga mengingatkan bahwa tindakan kekerasan atau provokasi hanya akan memperkeruh keadaan dan memperburuk citra bangsa di mata internasional. Mereka mendorong mahasiswa dan pelajar untuk tetap kritis namun juga cerdas dalam mengekspresikan pendapat.
Ketua DPR RI juga mengajak para demonstran untuk membuka ruang dialog yang konstruktif dengan pihak-pihak terkait, guna mencari solusi terbaik bagi kepentingan bersama. “Kami mendengar aspirasi masyarakat, namun mari kita selesaikan melalui jalur dialog dan demokrasi yang sehat,” tegasnya.
Pihak kepolisian juga telah menyiapkan langkah-langkah pengamanan untuk memastikan aksi berjalan dengan aman dan damai, sembari terus mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh narasi yang dapat memecah belah persatuan bangsa.
Dengan adanya seruan untuk menjaga kedamaian ini, diharapkan aksi yang berlangsung tetap kondusif dan semua pihak dapat bekerja sama demi kebaikan bangsa dan negara.