Suara Bersama

KKP Klaim Susu Ikan Lebih Murah dari Susu Sapi dengan Kandungan Gizi Unggul

Jakarta, Suarabersama – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan bahwa harga susu ikan lebih terjangkau jika dibandingkan dengan susu sapi. Susu ikan diproduksi menggunakan teknologi hidrolisat protein.

Menurut Budi Sulistyo, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), hal ini berdasarkan perkiraan awal yang telah dilakukan bersama para produsen susu ikan.

“Dari teman-teman di industri kemarin, mereka menyampaikan bahwa harganya sangat tipis perbedaannya, bahkan bisa lebih murah menurut beberapa perhitungan,” kata Budi dalam wawancara khusus yang dikutip pada Kamis (26/9/2024).

Penggunaan teknologi dalam proses produksi bukanlah alasan di balik harga susu ikan yang tinggi. Saat ini, harga susu ikan dalam kemasan dibanderol sekitar Rp 5.000. Budi juga menambahkan bahwa harga bisa turun seiring dengan peningkatan kapasitas produksi.

“Saya yakin seiring perkembangan industri dan naiknya volume produksi, harga susu ikan bisa menjadi lebih murah. Saat ini saja, satu kemasan bisa dihargai Rp 5.000,” tambahnya.

Budi juga menguraikan perbedaan susu ikan dengan susu sapi. Dari sisi nutrisi, susu ikan mengandung Omega 3, EPA, dan DHA, yang baik untuk perkembangan sel otak.

Keunggulan lain dari susu ikan adalah dapat dikonsumsi oleh mereka yang memiliki intoleransi laktosa karena susu ikan tidak mengandung laktosa dan lebih mudah diserap tubuh berkat proses hidrolisat.

“Masyarakat mungkin bertanya-tanya apakah susu ikan berbau amis? Ini menjadi perhatian para peneliti dan industri yang terlibat dalam proses produksi. Kami pastikan bau amis telah dihilangkan dalam prosesnya,” jelas Budi.

Walaupun semakin dikenal, Budi mengakui masih ada tantangan terkait penerimaan masyarakat terhadap produk susu ikan. Ia tidak mempermasalahkan adanya pro dan kontra, dan menyambutnya sebagai masukan yang berharga.

“Salah satu tantangannya adalah penerimaan masyarakat. Kami berharap seiring waktu masyarakat semakin mengenal dan menerima bahwa protein dari ikan tidak hanya tersedia dalam bentuk ikan segar atau olahan, tapi juga dalam bentuk HPI. Ini mempermudah akses protein, terutama bagi mereka yang kesulitan mengonsumsi ikan atau susu sapi,” jelasnya.

Dia juga menyebutkan bahwa program makan bergizi gratis dapat menjadi momen penting untuk meningkatkan asupan protein dan memperbaiki pengelolaan gizi di masyarakat. Asupan protein di Indonesia saat ini masih jauh dari target 100 gram per kapita per hari.

“Program makan bergizi gratis adalah momentum yang baik karena pemerintah dan semua pihak kini lebih fokus pada pengelolaan gizi masyarakat. Ini adalah langkah mendukung pencapaian generasi emas Indonesia,” tutup Budi.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

three × 4 =