Suara Bersama

Indonesia Tekankan Kemitraan untuk Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Badung, suarabersama.com — Indonesia menyoroti pentingnya kemitraan multi-pihak untuk mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) baik di Indonesia maupun negara berkembang lainnya.

Vivi Yulaswati, Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), menyampaikan hal tersebut pada hari Senin (2 September 2024) di Nusa Dua, Bali, di sela-sela Forum Tingkat Tinggi tentang Kemitraan Multi-Pihak (HLF MSP) dan Sesi Pemimpin Bersama Forum Indonesia-Afrika ke-2 (IAF) 2024.

Saat ini, pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) secara global menghadapi tantangan yang signifikan. Pada tahun 2023, Sekretaris Jenderal PBB menyebutkan bahwa hanya 15 persen dari target SDGs yang berada di jalur yang benar, sementara sisanya mengalami kemunduran. Lebih dari separuh dunia berisiko tertinggal.

“SDGs adalah platform kolaboratif lintas sektor, subsektor, negara, dan kota untuk memastikan bahwa semua proses melibatkan kerja sama dan tidak ada yang tertinggal. Menuju tahun 2030, kita memerlukan contoh nyata dan sinergi yang berkelanjutan. Di HLF MSP 2024, kita akan disuguhkan dengan solusi dan praktik terbaik dari setiap negara, yang kemudian bisa kita adopsi dan implementasikan,” jelas Deputi Vivi.

Menurut Laporan Pembangunan Berkelanjutan 2023, Indonesia saat ini menempati peringkat ke-75 secara global, naik dari posisi ke-102 empat tahun lalu.

Selain itu, beliau menyebutkan bahwa dari 226 indikator SDGs dengan data yang tersedia, sekitar 77 persen telah tercapai atau sedang mengalami kemajuan. Namun, 23 persen indikator masih memerlukan perhatian khusus, menunjukkan perlunya peningkatan kolaborasi dan kerja sama, termasuk upaya lintas batas.

HLF MSP 2024 berfungsi sebagai platform penting, termasuk bagi Indonesia, untuk kolaborasi multi-pihak, berbagi praktik terbaik, dan menghasilkan solusi konkret untuk mencapai target SDGs.

“HLF MSP adalah platform untuk berbagi pengalaman. Misalnya, Indonesia memiliki kerangka ekonomi biru dan rencana aksi ekonomi sirkular yang bernilai tinggi untuk kolaborasi. Pembangunan dalam konteks SDGs memerlukan transformasi, dan Indonesia telah mempersiapkannya dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. Semua ini sangat layak untuk dibahas, termasuk mempelajari kemajuan pesat yang dicapai negara-negara Afrika,” pungkas Deputi Vivi.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

13 + nineteen =