Jakarta, Suarabersama.com – Hamas Kehilangan Kepercayaan pada Mediasi AS untuk Gencatan Senjata Gaza, dilansir dari AP pada Kamis, 15 Agustus, seorang pejabat senior Hamas, Osama Hamdan, mengungkapkan bahwa kelompoknya kini kehilangan kepercayaan terhadap kemampuan Amerika Serikat (AS) dalam memediasi gencatan senjata di Gaza.
Hamdan menegaskan bahwa Hamas hanya akan berpartisipasi dalam perundingan jika fokusnya adalah pada penerapan proposal yang diajukan oleh Presiden AS Joe Biden pada bulan Mei lalu.
Namun, Israel telah mengubah tuntutan dalam proposal tersebut, menginginkan untuk mempertahankan kehadiran militer di dua wilayah strategis Gaza setelah gencatan senjata. Hamas dengan tegas menolak tuntutan Israel ini.
“Kami telah memberi tahu para mediator bahwa setiap pertemuan harus didasarkan pada pembicaraan tentang mekanisme implementasi dan penetapan tenggat waktu, bukan negosiasi sesuatu yang baru. Jika tidak, Hamas tidak menemukan alasan untuk berpartisipasi,” ungkap Hamdan, yang merupakan anggota Biro Politik Hamas.
Hamdan juga menuduh Israel tidak memiliki itikad baik dalam mencapai kesepakatan dan mengekspresikan keraguan bahwa AS dapat atau akan memberikan tekanan yang cukup pada Israel untuk mewujudkan kesepakatan tersebut.
“Amerika tidak mampu meyakinkan Israel. Saya pikir mereka tidak menekan Israel,” ujarnya.
Hamas berusaha untuk melibatkan penjamin tambahan dalam perundingan, seperti Rusia, Turki, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tetapi Israel hanya bersedia bekerja dengan mediator yang sudah ada yaitu AS, Mesir, dan Qatar.
Lebih lanjut, Hamdan mengklaim bahwa Hamas telah menerima secara keseluruhan atau sebagian besar proposal yang diajukan oleh mediator lebih dari sekali. Namun, Israel menolak proposal tersebut, mengabaikannya, atau melancarkan operasi militer baru pada hari-hari berikutnya.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan awal bulan ini bahwa “Faktanya adalah Hamas-lah yang mencegah pembebasan sandera kami, dan terus menentang garis besarnya.”
(Hni)