Suara Bersama

Pembangunan Infrastruktur selama 10 Tahun oleh Jokowi akan Dilanjutkan Prabowo

Jakarta, Suarabersama.com – Dalam waktu dua bulan ke depan, era pembangunan masif infrastruktur di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo akan memasuki babak akhir. Seiring dengan berakhirnya masa jabatan Presiden Jokowi, kursi kepresidenan akan diisi oleh presiden terpilih, Prabowo Subianto. Pergantian kepemimpinan ini memunculkan kekhawatiran bahwa intensitas pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan saat ini mungkin tidak akan terus berlanjut dengan semangat yang sama.

Namun, kekhawatiran tersebut mendapat tanggapan positif dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Menurut mereka, presiden terpilih Prabowo Subianto diperkirakan akan tetap memprioritaskan pembangunan infrastruktur dalam agenda pemerintahannya. “Pemerintahan baru Pak Prabowo-Gibran masih menempatkan infrastruktur sebagai pilar, ada 7 prioritas salah satunya pembangunan infrastruktur,” ujar Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR, Endra S Atmawidjaja, dalam acara Economic Update pada Kamis (8/8/2024).

Salah satu aspek yang mencerminkan skala besar dari pembangunan infrastruktur di masa pemerintahan Jokowi adalah pengembangan jaringan jalan tol. Berdasarkan data dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), hingga bulan Juni 2024, panjang total jalan tol di Indonesia telah mencapai 2.893,02 km. Angka ini mencakup seluruh jaringan jalan tol yang telah dibangun sejak Indonesia memulai pembangunan tol pertamanya pada tahun 1978. Sejak tahun tersebut, panjang jalan tol di Indonesia terus mengalami peningkatan yang signifikan.

Endra S Atmawidjaja menjelaskan bahwa Kementerian PUPR siap untuk melanjutkan berbagai program infrastruktur yang telah direncanakan, terutama dalam bidang pangan, konektivitas, prasarana dasar, pemukiman, air bersih, sanitasi, persampahan, dan perumahan. “Kami di PUPR siap melanjutkan program infrastruktur terutama di pangan, konektivitas, kemudian prasarana dasar, pemukiman, air bersih sanitasi, persampahan, dan perumahan,” kata Endra.

Meskipun pencapaian yang telah dilakukan dalam pembangunan infrastruktur cukup mengesankan, Endra mengakui bahwa masih banyak yang perlu diperbaiki. Ia menyatakan, “Kita percaya apa yang kita lakukan terlihat banyak, tapi masih kurang kalau dibandingkan dengan China-Singapura, kita masih perlu banyak infrastruktur, bukan hanya Jawa tapi luar Jawa apalagi ya.” Pernyataan ini mencerminkan kenyataan bahwa meskipun banyak infrastruktur yang telah dibangun, masih ada kebutuhan yang signifikan untuk melanjutkan dan memperluas jaringan infrastruktur di berbagai daerah, terutama di luar pulau Jawa.

Salah satu perhatian utama dari proyek infrastruktur adalah kualitasnya. Pemerintah menetapkan target agar infrastruktur yang dibangun memiliki daya tahan yang lama sehingga manfaatnya bisa dirasakan dalam jangka waktu yang panjang. “Kita ingin sekali bangun tapi long lasting, jangan sampai bangun 5 tahun rusak lagi, kita nggak pernah berpindah dari tempat itu kan, itu yang dimaksud presiden, jadi kita bisa tuntaskan, kita nggak ingin ekonomi kita terhambat karena kita kualitas infrastrukturnya kurang memadai,” ungkap Endra.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan untuk memastikan kualitas dan keberlanjutan infrastruktur, diharapkan Indonesia dapat terus mengembangkan infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, serta mampu bersaing dengan negara-negara lain yang telah maju dalam pembangunan infrastruktur mereka.

 

(XLY)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

sixteen + 7 =