Jakarta, Suarabersama.com – Pemerintah Australia menaikkan status ancaman terorisme menjadi “probable” pada Senin (5/8) waktu setempat, setelah pejabat intelijen di Canberra melaporkan adanya peningkatan “ideologi ekstrem” di dalam negeri.
Kepala Organisasi Intelijen Australia, Mike Burgess, menyatakan bahwa meskipun tidak ada indikasi serangan yang akan segera terjadi, potensi kekerasan diperkirakan akan meningkat dalam 12 bulan ke depan.
Burgess juga mengungkapkan bahwa semakin banyak warga Australia yang terpengaruh oleh radikalisme untuk mencapai tujuan mereka.
“Banyak orang kini mengadopsi ideologi anti-otoritas, teori konspirasi, dan berbagai keluhan. Beberapa bahkan menggabungkan berbagai kepercayaan ini menjadi ideologi hibrida yang baru,” ujarnya.
(HP)



