Marisa, yang dihadirkan di Mapolresta Pekanbaru saat rilis kasus, dengan penuh penyesalan mengungkapkan permintaan maafnya kepada keluarga korban. “Saya memohon maaf sebesar-besarnya atas kesalahan yang saya buat. Saya dalam kondisi tidak sadar dan tidak sengaja menabrak korban,” ucap Marisa dengan suara bergetar.
Mahasiswi berusia 21 tahun ini mengakui bahwa sebelum kejadian, dirinya mengonsumsi alkohol dan ditawari narkoba oleh rekannya. “Saya tidak sadar sudah menabrak seseorang, saya dalam pengaruh alkohol,” lanjutnya. Marisa juga membantah tudingan bahwa ia kabur setelah menabrak Renti. “Saya kembali ke lokasi kejadian setelah dikejar warga,” ujarnya.
Kecelakaan ini bermula saat Marisa mengendarai mobil Toyota Raize bernopol BM 1959 FJ dari arah Jalan Jenderal Sudirman menuju Mal SKA. Baru pulang dari tempat hiburan malam, Marisa melaju kencang hingga menabrak Renti yang tengah mengendarai sepeda motor Yamaha Vega ZR bernopol BM 4697 JZ. Benturan keras membuat Renti terpental dan mengalami luka parah di bagian kepala. Meski warga sekitar segera membawa Renti ke rumah sakit, nyawanya tidak dapat diselamatkan.
Kasat Lantas Polresta Pekanbaru, Kompol Alvin Agung Wibawa, menjelaskan bahwa Marisa kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dia telah ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat dengan Pasal 311 ayat 5 UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Nomor 22 tahun 2009 dengan ancaman hukuman penjara maksimal 12 tahun, serta Pasal 310 ayat 4 UU yang sama dengan ancaman hukuman penjara maksimal 6 tahun.
Tragedi ini mengingatkan kita akan bahaya mengemudi dalam pengaruh alkohol dan narkoba. Semoga kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua agar selalu berhati-hati dan bertanggung jawab di jalan raya.
