Jakarta, Suarabersama – PT Pertamina (Persero) telah mengumumkan kenaikan harga untuk empat jenis produk Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi di seluruh provinsi Indonesia. Kenaikan harga ini mulai berlaku efektif pada Jumat, 2 Agustus 2024.
Jenis BBM Non Subsidi yang Naik Harga:
- Pertamax Green (RON 95): Naik dari Rp 13.900 per liter menjadi Rp 15.000 per liter.
- Pertamax Turbo (RON 98): Naik dari Rp 14.400 menjadi Rp 15.450 per liter.
- Dexlite (CN 51): Naik dari Rp 14.550 menjadi Rp 15.350 per liter.
- Pertamina Dex (CN 53): Naik dari Rp 15.350 menjadi Rp 15.650 per liter.
Kenaikan harga ini didasarkan pada evaluasi harga rata-rata publikasi minyak dunia atau ICP serta nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Menurut Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, penyesuaian harga ini juga telah dilakukan oleh seluruh badan usaha di sektor BBM non-subsidi.
Daftar Harga BBM Non Subsidi Terbaru di Seluruh Provinsi Indonesia:
- Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
- Pertamax Turbo: Rp 15.450
- Dexlite: Rp 15.350
- Pertamina Dex: Rp 15.650
- Provinsi Sumatera Utara
- Pertamax Turbo: Rp 15.800
- Dexlite: Rp 15.700
- Pertamina Dex: Rp 16.000
- Provinsi Sumatera Barat
- Pertamax Turbo: Rp 16.150
- Dexlite: Rp 16.050
- Pertamina Dex: Rp 16.350
- Provinsi Riau & Kepulauan Riau
- Pertamax Turbo: Rp 16.150
- Dexlite: Rp 16.050
- Pertamina Dex: Rp 16.350
- Kodya Batam
- Pertamax Turbo: Rp 14.700
- Dexlite: Rp 14.600
- Pertamina Dex: Rp 14.900
(Daftar ini dapat dilanjutkan sesuai dengan informasi harga di provinsi lainnya)
Mengapa Harga BBM Naik?
Penyesuaian harga BBM non-subsidi ini terjadi seiring dengan fluktuasi harga minyak dunia dan perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Pertamina Patra Niaga melakukan penyesuaian ini untuk memastikan keberlanjutan pasokan dan operasional di seluruh wilayah Indonesia.
Apa Dampak Kenaikan Harga BBM Ini?
Kenaikan harga BBM non-subsidi tentu akan berdampak pada biaya transportasi dan logistik, yang pada akhirnya bisa mempengaruhi harga barang dan jasa di pasaran. Masyarakat dihimbau untuk mengatur konsumsi BBM dengan bijak dan mencari alternatif yang lebih ekonomis jika diperlukan.



