Suara Bersama

Houthi Umumkan Babak Baru Perang Melawan Israel, Desak Persatuan Arab dan Muslim

Jakarta, Suarabersama.com – Kelompok Houthi dari Yaman mengumumkan bahwa mereka telah memasuki tahap baru dalam konflik mereka melawan Israel. Ali al-Qahoum, anggota biro politik Houthi, menyatakan bahwa ini adalah saat yang penting bagi negara-negara Arab dan Muslim untuk bersatu dan mendukung upaya mereka. Pernyataan ini disampaikan kepada Sputnik pada hari Senin, 29 Juli 2024.

“Yaman dan pemimpinnya telah memasuki fase konflik baru, di mana aliansi baru sedang dibentuk tanpa batasan,” kata al-Qahoum. Selama ini, Houthi mengklaim diri sebagai pemerintah sah Yaman, meskipun komunitas internasional masih mengakui Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi sebagai otoritas resmi.

Al-Qahoum menegaskan pentingnya persatuan di antara negara-negara Arab dan Muslim. “Selama Israel masih ada, perdamaian tidak akan tercapai—ini adalah pertempuran eksistensial. Sudah waktunya untuk menyatukan orang Arab dan Muslim, memanfaatkan peluang mereka, dan berdiri bersama dalam pertempuran ini untuk melestarikan identitas Islam dan Arabisme dalam menghadapi tantangan, bahaya, dan proyek Setan Besar yang diwakili oleh Amerika dan Israel,” ujar al-Qahoum.

Istilah “Setan Besar” merujuk pada Amerika Serikat dan berasal dari Revolusi Islam Iran tahun 1979. Pernyataan al-Qahoum menunjukkan peningkatan drastis dalam sikap milisi Houthi terhadap konflik ini.

Sejak Oktober lalu, Houthi telah melakukan blokade di Laut Merah dan melancarkan serangan rudal terhadap Israel, sebagai bagian dari upaya mereka untuk membela Palestina dan menghentikan perang brutal di Gaza. Pada bulan Maret, al-Qahoum menyatakan bahwa Houthi bekerja sama dengan negara-negara yang sedang bangkit untuk “menenggelamkan” Amerika dan Barat dalam lumpur konflik di sekitar Laut Merah.

Dengan perkembangan terbaru ini, situasi di Timur Tengah semakin memanas, menandai babak baru dalam ketegangan yang sudah berlangsung lama. Apakah negara-negara Arab dan Muslim akan merespons seruan Houthi untuk bersatu masih menjadi pertanyaan besar yang akan menentukan arah konflik ini di masa mendatang.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 × 2 =