Jakarta, Suarabersama.com – Perekonomian Indonesia semakin menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang kokoh, dengan proyeksi pertumbuhan di atas 5,0 persen pada semester pertama tahun 2024. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimis bahwa Indonesia akan tetap tangguh, didorong oleh berbagai faktor ekonomi yang stabil dan pertumbuhan yang positif.
Menurut Menteri Keuangan, pertumbuhan ekonomi yang diharapkan pada semester pertama ini didukung oleh konsumsi yang kuat, inflasi yang terkendali, serta kebijakan kenaikan gaji ASN dan pensiun. Selain itu, penyaluran Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13 juga memberikan dorongan signifikan. Tidak ketinggalan, momentum politik dari kegiatan pemilu turut memberikan kontribusi positif terhadap prospek ekonomi Indonesia.
Peran proyek strategis nasional yang sedang berlangsung serta peningkatan kinerja ekspor juga diharapkan dapat memperkuat pertumbuhan ekonomi pada paruh pertama tahun ini.
Namun demikian, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, terutama terkait dengan penerimaan pajak yang mengalami penurunan. Meskipun penerimaan perpajakan mencapai Rp1.028 triliun, ini menunjukkan kontraksi sebesar 7 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang dipengaruhi oleh faktor seperti penurunan PPH badan dan PPN.
Meski demikian, kenaikan signifikan dalam PPH 21 dan PPH Orang Pribadi mencerminkan pertumbuhan dalam pendapatan karyawan dan individu. Begitu juga dengan PPH Final yang tumbuh 13,8 persen secara neto, menunjukkan pemulihan dalam sektor-sektor kunci seperti deposito, konstruksi, dan sewa tanah/bangunan.
Secara keseluruhan, meskipun ada beberapa tantangan dalam hal penerimaan pajak dan bukan pajak, pemerintah tetap optimis dengan prospek ekonomi Indonesia untuk sisa tahun 2024, dengan proyeksi pertumbuhan mencapai antara 5,0 hingga 5,2 persen. Perkembangan ini memperlihatkan bahwa Indonesia tetap berada di jalur yang tepat untuk mencapai stabilitas ekonomi yang berkelanjutan dan pertumbuhan yang inklusif.
(XLY)
