Cilacap, Suarabersama – Operasi pencarian korban bencana tanah longsor yang terjadi di Dusun Tarukahan dan Dusun Cibuyut, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, terus berlangsung meski kondisi lapangan sangat sulit. Hingga Senin pagi, tim SAR melaporkan jumlah korban meninggal meningkat menjadi 16 orang, sementara 7 orang lainnya masih hilang dan belum ditemukan.
Bencana longsor itu terjadi pasca curah hujan ekstrem yang mengguyur wilayah setempat dan memicu pergeseran massa tanah yang menimbun permukiman warga. Material longsor yang diduga mencapai kedalaman beberapa meter serta luas area terdampak yang signifikan memperburuk dampak dan memperlambat proses evakuasi.
Tim gabungan dari SAR, unsur TNI/Polri, relawan, dan warga setempat dikerahkan secara bersama-sama sejak hari pertama. Hingga hari kelima pencarian, lebih dari seribu personel dikerahkan, lengkap dengan puluhan alat berat, unit anjing pelacak (K9), drone thermal, dan pompa air — guna mendukung pencarian di titik-titik tertimbun.
Salah satu kepala tim SAR menyampaikan bahwa dalam rentang kurang dari satu jam pada Senin pagi, tiga jenazah berhasil dievakuasi dari worksite utama di lokasi longsor. Pencarian kemudian difokuskan ke zona lain setelah area tersebut dinyatakan selesai. Kendala cuaca – termasuk hujan turun sore hari – turut memperlambat proses dan menambah risiko bagi tim di lapangan.
Rumah-rumah warga di sekitar lokasi longsor dilaporkan rusak berat atau terancam; sejumlah akses jalan tertutup oleh material dan retakan besar muncul di permukaan tanah. Pemerintah daerah bersama badan penanggulangan bencana telah menetapkan status tanggap darurat, mendirikan posko evakuasi, serta menyiapkan dukungan logistik dan psikososial bagi para korban dan keluarga.
Meski jumlah korban tewas terus bertambah, tim SAR menegaskan bahwa proses pencarian akan terus dilanjutkan hingga semua yang hilang berhasil ditemukan atau dinyatakan tak tertimbun lagi. Masyarakat diminta untuk tetap waspada terhadap potensi longsor susulan, terutama karena kondisi tanah masih labil dan hujan masih terus mengguyur wilayah tersebut.



