Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pada hari Rabu menandatangani rancangan undang-undang (RUU) pendanaan pemerintah yang akhirnya mengakhiri penutupan pemerintah (shutdown) terlama dalam sejarah AS selama 43 hari.
Shutdown yang berlangsung selama 43 hari ini menimbulkan tekanan keuangan bagi pegawai federal yang tidak menerima gaji, memaksa banyak pelancong terdampar di bandara, serta menyebabkan antrean panjang di sejumlah bank makanan.
Sebelum menandatangani RUU, Trump menyatakan, “Hari ini kami mengirimkan pesan yang jelas bahwa kami tidak akan pernah menyerah pada pemerasan.”
Pernyataan tersebut disambut dengan tepuk tangan meriah dari anggota Parlemen Partai Republik yang berkumpul di Oval Office, Gedung Putih.
Penandatanganan RUU berlangsung hanya dua jam setelah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang dipimpin oleh Partai Republik mengesahkan RUU tersebut dengan suara 222:209. Dengan tanda tangan Trump atas RUU yang telah disetujui Senat awal pekan ini, pegawai federal yang menganggur akibat shutdown akan kembali bekerja mulai Kamis (13/11/2025), menurut kantor berita Reuters.
RUU ini memperpanjang pendanaan pemerintah hingga 30 Januari, sekaligus membuat pemerintah federal terus menambah utang yang kini mencapai USD 38 triliun per tahun. RUU juga mencakup pembatalan pemecatan pegawai federal yang dilakukan pemerintahan Trump sejak 1 Oktober saat shutdown dimulai.
Selain itu, RUU melindungi pegawai federal dari pemutusan hubungan kerja (PHK) lebih lanjut hingga Januari dan memastikan mereka tetap dibayar setelah shutdown selesai.
Untuk Departemen Pertanian, RUU ini menjamin kelanjutan dana bantuan pangan utama tanpa gangguan hingga akhir tahun anggaran, menurut laporan Associated Press.
Paket ini juga mencakup dana sebesar USD 203,5 juta untuk meningkatkan keamanan anggota Parlemen dan tambahan USD 28 juta untuk keamanan hakim Mahkamah Agung.
Menurut Reuters, berakhirnya shutdown memberikan sedikit harapan bahwa layanan penting, khususnya di sektor perjalanan udara, akan pulih tepat waktu menjelang liburan Thanksgiving yang tinggal dua minggu lagi.
Pemulihan bantuan pangan bagi jutaan warga AS diharapkan dapat membantu stabilisasi anggaran rumah tangga menjelang musim Natal. Selain itu, berakhirnya shutdown juga menandai dimulainya kembali aliran data ekonomi penting dari badan statistik utama AS dalam beberapa hari ke depan. (*)



