Suara Bersama

Penerus Pakubuwono XIII, Keluarga Sepakat Tunggu Musyawarah Adat

Jakarta – Keraton Surakarta Hadiningrat belum menentukan siapa yang akan menggantikan posisi SISKS Pakubuwono XIII Hangabehi yang wafat pada Minggu (2/11).
Meski tata cara adat Keraton sudah mengatur mekanisme penentuan raja baru, keluarga besar Pakubuwono XIII menilai keputusan ini harus melalui kesepakatan bersama seluruh pihak terkait.

Adik mendiang raja, KPGH Puger, menegaskan bahwa Keraton memiliki tata cara adat yang akan dijalankan secara berproses.
“Keraton ini kan sudah ada adatnya, sudah ada aturannya. Ya nanti kita tunggu perjalanannya saja,” kata Puger, Senin (3/11).

Ia menambahkan, pemilihan raja baru tetap harus melalui musyawarah keluarga besar. “Ini dinasti, ada kesepakatan. Bisa nanti ada semacam rapat, tinggal bagaimana nanti pengesahannya, keputusannya itu sudah berdasarkan adat,” jelasnya.

Pakubuwono XIII meninggalkan lima anak perempuan dan dua anak laki-laki dari tiga pernikahan. Putra sulungnya adalah KGPH Mangkubumi, lahir dari pernikahan dengan KRAy Winari Sri Haryani. Sedangkan putra kedua, KGPH Puruboyo, lahir dari KRAy Pradapaningsih (Asih Winarni), yang kemudian bergelar GKR Pakubuwono setelah diangkat menjadi permaisuri. Puruboyo sebelumnya telah ditetapkan sebagai putra mahkota dengan gelar KGPAA Hamangkunegoro pada Februari 2022.

Puger mengimbau seluruh keluarga besar Keraton tetap menjaga kerukunan selama masa suksesi. Ia menekankan bahwa raja tidak lebih tinggi dari anggota keluarga lainnya.

“Semua sama sebetulnya, hanya job description-nya saja yang beda. Seperti kita dan presiden kan sebetulnya sama,” ujarnya.

Ia juga meminta masyarakat bersabar hingga proses pemakaman Pakubuwono XIII selesai.

“Kita ini baru berkabung, kita ngomong bagaimana sinuhun ini dihantarkan dengan suasana yang damai,” katanya.

“Kita tunggu lah, supaya tidak menjadi berita-berita yang tidak pas,” tambahnya.

Sementara itu, KGPH Dipokusumo, Pengageng Parentah Keraton Surakarta sekaligus adik beda ibu dari Pakubuwono XIII, menegaskan bahwa calon penerus tahta harus memiliki dukungan luas dari seluruh elemen Keraton.

“(Raja) harus punya jaringan kuat agar perjalanannya menjadi lebih mulus,” ujarnya.

Menanggapi peluang KGPAA Hamangkunegoro menjadi raja berikutnya, Dipo hanya menjawab singkat, “Nama itu sudah menunjukkan identifikasi.”

Ia menyinggung makna nama lengkap putra mahkota, KGPAA Hamangkunegoro Sudibyo Rojoputro Narendra ing Mataram, di mana kata narendra berarti raja.

Namun demikian, Dipo menilai calon raja harus memenuhi tiga kriteria utama.

“Dalam keluarga itu harus memunculkan dukungan. Ya itu tadi, harus berani KKN. Komitmen, konsisten, dan networking,” katanya.

Menurutnya, penetapan raja baru bisa dilakukan kapan saja sesuai situasi. “Melihat sikon. Bisa 40 hari, bisa 100 hari, bisa hari itu juga. Sebelum-sebelumnya biasanya malah langsung. Karena sudah ada calonnya,” ujarnya.

Putri tertua Pakubuwono XIII, GKR Timoer Rumbai, juga berharap seluruh keluarga besar Keraton menjaga persatuan.

“Semoga rukun seperti apa yang sudah di-dawuh-kan Sinuhun,” kata Rumbai, Minggu (2/11) malam.

Ia berharap kedua adiknya yang laki-laki dapat saling mendukung dalam menentukan arah masa depan Keraton.

“Saya berharap semua satu suara dan saling mendukung. Mana yang akan memimpin, yang lainnya juga akan mendukung, itu harapan saya,” tutur Rumbai.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 × one =