Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menanggapi perang tarif antara Amerika Serikat dan China, yang dinilainya justru bisa membawa keuntungan bagi Indonesia.
Pernyataan ini disampaikan Purbaya setelah Inspeksi Mendadak (Sidak) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Senin (13/10).
Ketegangan dagang kembali memanas menyusul keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menaikkan tarif impor hingga 100 persen terhadap produk China. Jika digabung dengan tarif sebelumnya, total tarif yang dibebankan kepada barang-barang asal China mencapai 130 persen.
“Biar saja mereka (Amerika Serikat dan China) berantem. Kalau kita enggak ada urusan,” kata Purbaya usai sidak.
Lebih lanjut, Purbaya menjelaskan bahwa kondisi ini justru membuka peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor ke pasar Amerika.
“Kalau China dikenakan tarif (tambahan) 100 persen kan barang kita jadi lebih bersaing di Amerika. Untuk kita untung, biar saja mereka berantem. Kita untung,” tegasnya.
Meskipun mengakui adanya potensi sentimen negatif dari konflik dagang dua raksasa ekonomi dunia ini, Purbaya tetap optimis dampaknya bisa positif terhadap pasar modal Indonesia.
Ia menyebut Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemungkinan akan tetap tumbuh, ditopang sentimen dari peluang perdagangan yang terbuka.
Sementara itu, kebijakan tarif tinggi yang diterapkan AS disebut sebagai respons terhadap kebijakan ekspor China atas logam tanah jarang (rare earth elements/REE), komponen krusial dalam industri teknologi dan militer.
China diketahui memperketat ekspor REE, padahal AS sangat bergantung pada bahan ini.
“Amerika Serikat akan menerapkan (tambahan) tarif 100 persen kepada China, melampaui dan di atas semua tarif yang selama ini mereka bayar,” kata Trump di Truth Social, Jumat (10/10), dikutip dari CNN.
Tarif baru akan berlaku mulai 1 November 2025, mencakup seluruh produk China yang masuk ke AS. (*)