Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan bahwa operasi pencarian dan evakuasi korban runtuhnya musala di lingkungan Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, diperpanjang hingga hari ini, Senin, 6 Oktober 2025.
Tim gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, dan relawan terus bekerja keras untuk menemukan seluruh korban yang masih tertimbun di bawah puing bangunan. Pelaksana Tugas Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Kapusdalops) BNPB, Kolonel Inf Hery Setiono, menyampaikan bahwa target evakuasi semua korban ditetapkan paling lambat malam ini.
“Kita akan lanjutkan operasi hingga tuntas. Harapannya, Senin sore atau malam, seluruh korban sudah bisa dievakuasi,” ujar Kolonel Hery dalam keterangan resmi.
Hingga Minggu malam, 5 Oktober 2025, sekitar 20 jenazah masih belum berhasil dievakuasi. Dugaan kuat menyebut para korban tersebut tertimbun di lantai dasar musala yang ambruk.
“Kuat dugaan mereka terjebak di lantai dasar musala yang tertimbun puing bangunan,” katanya.
Hery menjelaskan bahwa proses pengangkatan puing telah mencapai 80 persen, dengan fokus utama pencarian kini berpusat di sektor tengah bangunan. Area tersebut diyakini menjadi lokasi tertimbunnya sebagian besar korban.
“Di sektor utara dan tengah sudah hampir selesai pembersihan, tinggal sisi selatan yang masih harus dibuka karena banyak beton besar dan material berat,” jelasnya.
Untuk mendukung keberlanjutan operasi, BNPB juga memberikan bantuan logistik, vitamin, dan layanan kesehatan kepada seluruh personel yang terlibat. Tim evakuasi telah bekerja tanpa henti selama beberapa hari terakhir dan kini menunjukkan hasil yang cukup menjanjikan.
“Dalam tiga hari terakhir, hasil evakuasi menunjukkan progres yang cukup baik. Kami berharap sisa korban yang diduga masih tertimbun segera bisa ditemukan dan diidentifikasi di Rumah Sakit Bhayangkara,” pungkas Hery. (*)
