Jakarta – Pemerintah resmi menetapkan Kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten, sebagai kejadian khusus cemaran radiasi Cesium-137. Keputusan ini diambil setelah hampir dua pekan satuan tugas (Satgas) penanganan radiasi bekerja intensif di lapangan untuk mengendalikan dampak pencemaran.
Dikutip dari Bisnis.com, Kamis (20/10/2025), Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menegaskan, status kejadian khusus ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam melindungi keselamatan lingkungan dan masyarakat. Dengan penetapan tersebut, seluruh aktivitas di kawasan industri kini berada sepenuhnya di bawah kendali Satgas.
Kasus radiasi Cesium-137 ini berawal dari ditemukannya sejumlah titik penimbunan material slag hasil peleburan yang mengandung zat radioaktif. Menyadari ancaman serius, Kementerian Lingkungan Hidup bersama Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Korps Brimob Polri (KBRN) segera mengamankan lokasi dan memasang garis pengaman.
Hingga kini, Satgas telah menemukan 10 titik sumber radiasi, dengan dua di antaranya berhasil didekontaminasi. Material radioaktif dari titik tersebut dipindahkan ke gudang PT Peter Metal Technology Indonesia, yang terkonfirmasi sebagai sumber lokal pencemaran. Aktivitas perusahaan itu kini dihentikan total. Delapan titik lain masih dalam tahap inventarisasi sebelum dilakukan dekontaminasi bertahap.
Untuk mencegah paparan lebih luas, aparat kepolisian dan Bapeten telah memasang tanda peringatan di seluruh area terkontaminasi. Pemerintah juga membentuk tim komunikasi yang melibatkan tenaga kesehatan, TNI-Polri, tokoh masyarakat, dan tokoh agama untuk memberikan edukasi serta penyadaran publik.
Selain itu, Radiation Portal Monitoring (RPM) mulai dipasang sejak 1 Oktober untuk memastikan setiap barang maupun individu yang keluar dari kawasan bebas dari radiasi. Dari sisi kesehatan, Kementerian Kesehatan melakukan pemantauan intensif terhadap warga sekitar. Mereka yang terdeteksi memiliki paparan tinggi akan menjalani pemeriksaan lanjutan menggunakan Whole Body Counter (WBC) hingga dipastikan aman.
Hanif Faisol menegaskan bahwa kondisi saat ini terkendali dan proses dekontaminasi akan membutuhkan waktu beberapa bulan. “Kami pastikan semua langkah penanganan dilakukan sesuai standar keselamatan internasional, dengan kolaborasi lintas lembaga yang solid. Masyarakat tidak perlu panik,” ujarnya.
(HP)