Suara Bersama

Dari Kanada ke Digitalisasi: Langkah Strategis Pemerintah di Akhir September

Jakarta, Suaraberama — Presiden Prabowo Subianto melanjutkan rangkaian kunjungan luar negerinya dengan tiba di Ottawa, Kanada, pada Rabu siang waktu setempat. Kunjungan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Kanada, khususnya menjelang penandatanganan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) yang tengah difinalisasi oleh kedua negara.

Kedatangan Prabowo ke Kanada dilakukan usai menyelesaikan lawatannya ke Amerika Serikat. Dalam kunjungan ini, Prabowo dijadwalkan bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi Kanada serta menghadiri forum bisnis yang melibatkan pelaku usaha dari kedua negara. Pemerintah menargetkan kerja sama ekonomi yang lebih erat melalui CEPA, sebagai bagian dari agenda besar diplomasi ekonomi Indonesia.

Di dalam negeri, pemerintah terus memacu penyelesaian regulasi penting yang berkaitan dengan teknologi. Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, menyatakan bahwa Peraturan Presiden (Perpres) mengenai Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) ditargetkan memasuki tahap harmonisasi pada akhir September. Harmonisasi ini bertujuan menyelaraskan regulasi baru dengan peraturan lain agar implementasinya berjalan efektif dan tidak tumpang tindih.

“Proses harmonisasi merupakan langkah penting sebelum perpres ini diundangkan. Kami ingin memastikan pengembangan AI nasional berjalan dengan koridor hukum yang jelas dan etis,” ujar Nezar dalam keterangannya.

Sementara itu, program prioritas nasional lain juga terus menunjukkan perkembangan signifikan. Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini telah menjangkau sekitar 29,8 juta penerima manfaat melalui lebih dari 8.000 satuan layanan (SPPG) yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari data mitra BGN, lebih dari 13.000 unit layanan telah diverifikasi dan siap menjalankan program, sementara sekitar 10.000 lainnya masih dalam proses validasi.

Di sisi lain, kontribusi Indonesia di kancah global juga ditunjukkan melalui misi perdamaian. Kepolisian RI resmi memberangkatkan 140 personel untuk bergabung dalam misi PBB di Republik Afrika Tengah (MINUSCA). Pasukan ini terdiri dari 115 pria dan 25 wanita yang akan bertugas menjaga stabilitas di wilayah konflik selama setahun ke depan.

Kabar internasional lain yang mencuat datang dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang melontarkan tudingan sabotase saat berkunjung ke markas PBB di New York. Ia mengklaim sejumlah fasilitas teknis seperti eskalator dan pengeras suara tak berfungsi saat dirinya hadir. Trump bahkan berencana menyurati Sekjen PBB, Antonio Guterres, untuk meminta investigasi atas kejadian tersebut.

Kumpulan peristiwa ini mencerminkan dinamika politik dan kebijakan, baik dalam maupun luar negeri, yang terus bergerak cepat menjelang kuartal akhir 2025. Pemerintah Indonesia tampak ingin memastikan bahwa agenda strategis nasional, mulai dari diplomasi ekonomi, penguatan teknologi digital, hingga pemenuhan kebutuhan dasar rakyat, tetap berjalan secara paralel dan konsisten.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

16 + three =