suarabersama.com-Ratusan warga masyarakat non-Papua (Pendatang) terpaksa mengungsi ke Wamena pasca terjadinya kerusuhan di Yalimo. Kerusuhan terjadi diduga dipicu adanya ucapan yang bernuansa rasis saat proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Elelim, pada Senin (16/09/2025)
Rombongan pengungsi dari Elilim, ibukota Kabupaten Yalimo dan tiba di Mapolres Jayawijaya, Wamena, ibukota Kabupaten Jayawijaya pada Rabu (17/09/2025) dengan menempuh perjalanan darat sekitar 6 hingga jam menggunakan kendaraan truk dan mobil jenis lainnya.
Kapolres Jayawijaya, AKBP Anak Agung Made Satruya Bimantara, menyampaikan setibanya pengungsi di Mapolres Jayawijaya dilakukan pendataan dan layanan kesehatan. “Setibanya di Mapolres Jayawijaya, kami segera melakukan pendataan, memberikan pelayanan kesehatan, serta menyediakan dukungan makanan dan minuman. Kami juga memfasilitasi mereka untuk bertemu dengan keluarga yang berada di Jayawijaya,” ucapnya (18/09/2025) .
“Berdasarkan hasil pendataan awal, jumlah warga yang mengungsi ke Wamena mencapai lebih dari 200an orang, namun sebagian langsung dijemput oleh keluarga dan kerabat. Sehingga yang masih ada disini sebanyak 178 orang. Untuk pengungsi yang tidak memiliki kerabat, kami telah menyiapkan tempat penampungan sementara, termasuk di area Masjid,” tambahnya.
Kapolres memastikan seluruh warga pengungsi akan mendapatkan pelayanan maksimal dan akan memenuhi kebutuhan mereka selama berada di lokasi pengungsian. “Kami pastikan seluruh pengungsi yang tiba di Wamena dalam keadaan aman. Polres Jayawijaya bersama instansi terkait memberikan penanganan medis, pendataan dan bantuan logistik sebagai bentuk tanggung jawab negara terhadap masyarakat yang terdampak,” tegasnya.
Berdasarkan informasi dari Kepolisian bahwa kerusuhan di Elilim, Kabupaten Yalimo, selain mengakibatkan korban luka dari aparat keamanan, juga memakan korban jiwa terhadap sebuah keluarga kecil di KM 87, Kali Jerni, Distrik Elelim, yakni Nasir Daeng Mappa (44 tahun), seorang sopir lajuran, bersama putranya Arsya Dafa (9 tahun) dan keponakannya Atifa (10 tahun), mengalami serangan dari warga saat melintas. Mobil yang mereka tumpangi dibakar massa. Nasir dan Arsya tewas terjebak dalam kobaran api, sementara Atifa berhasil keluar namun mengalami luka serius di leher akibat senjata tajam. Saat ini Atifa telah dievakuasi ke Jayapura untuk penanganan medis lebih lanjut.